Bandarlampung (ANTARA) - Salah satu penggiat literasi di Provinsi Lampung, Adi Sarwono menghadirkan sekolah rakyat guna memberikan akses baca kepada masyarakat khususnya anak-anak yang berada di pinggiran Kota Bandarlampung ataupun daerah pelosok yang ada di provinsi ini.

"Sekolah rakyat Busa Pustaka berdiri pada tahun 2020. Namun Busa Pustaka sendiri terbentuk sejak 2017, dimana awalnya ini adalah perpustakaan keliling yang saya lakukan sendirian berkeliling daerah untuk memberikan akses baca kepada anak-anak," kata Mang Adi sapaan akrabnya, di Bandarlampung, Minggu (4/6).

Ia mengungkapkan bahwa tergerak sebagai penggiat literasi dikarenakan adanya keresahan terhadap hal-hal negatif yang dilihat dan dirasakannya di kalangan anak-anak di provinsi ini khususnya di daerah pelosok.

"Saat itu saya sedang berada di sebuah kampung untuk bekerja, ada segerombolan anak kecil, anak SD, belum SMP sudah menodong, minta duit ke saya, om minta uang katanya, saya tanya buat apa? kemudian saya kasih dan mirisnya mereka membelikan uang tersebut barang-barang negatif," katanya.

Ia mengatakan bahwa beranjak dari hal itu, dirinya memiliki keinginan kuat untuk, mengubah hal-hal negatif yang ada pada anak menjadi positif dengan memberikan akses baca kepada mereka.

"Seperti ada dendam saja atas kejadian itu. Ditambah kebetulan saya juga hobi baca dan banyak buku di rumah tapi waktu itu bahan bacaan untuk menarik anak-anak untuk datang ke perpustakaan keliling masih kurang, sehingga ada beberapa aset pribadi yang saya jual guna membeli buku," katanya.

Baca juga: Angkut ribuan buku, Satgas RI-Timor Leste buka perpustakaan keliling

Menurutnya, minat literasi anak-anak Indonesia tidaklah rendah, termasuk Lampung, namun saja memang akses untuk membacanya tidak ada, Busa Pustaka dari 2017 hingga kini tetap berdiri dan berjalan. Bahkan saat ini sudah membentuk tujuh sekolah rakyat yang aktif dengan dengan jumlah voulentir kurang lebih 3.000 orang.

"Ya kan ga mungkin anak-anak baca buku untuk kalangan dewasa. Percayalah mereka akan membaca buku dari apa yang anak-anak senangi, maka dari itu di awal menjalankan perpustakaan keliling saya jual mobil dan motor sport untuk membeli berbagai macam buku bacaan untuk anak-anak, akses ini lah yang harusnya dihadirkan juga oleh pemerintah," kata dia.

Selain itu, lanjut dia, hadirnya Busa Pustaka juga bertujuan mendukung perpustakaan daerah dalam upaya meningkatkan literasi anak.

"Bagaimana pun itu, hal ini menjadi tanggung jawab saya sebagai anak bangsa untuk mendukung pemerintah terhadap minat literasi masyarakat," kata dia.

Baca juga: Pegiat literasi dorong pemilih pemula cakap digital
Baca juga: Pegiat: Generasi muda Indonesia miliki literasi kebangsaan yang kuat