Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tiba kembali di Tanah Air, Kamis siang, setelah melakukan kunjungan ke empat negara, yaitu Liberia, Nigeria, Saudi Arabia, dan Mesir.
Di atas pesawat kepresidenan yang sedang terbang di atas Samudera Hindia, Presiden SBY menegaskan diplomasi bilateral dan multilateralnya bukan retorika, tapi kongkrit dan selalu ditujukan untuk kepentingan nasional.
"Di Nigeria, negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di Afrika, kita dapatkan peluang kerjasama investasi perdagangan dan migas," katanya.
"Di Arab Saudi, yang ekonominya surplus, juga terbuka kerjasama serupa,L lanjutnya.
Sedangkan untuk multilateral, seperti pada KTT OKI di Kairo, SBY menegaskan pidato yang disampaikannya mewakili Asia sangat konkrit dan bukan retorika.
Menurut SBY, OKI bukab seperti ASEAN yang juga melaksanakan kejasama ekonomi. OKI adalah organisasi khas untuk membangun solidaritas dan kesetiakawan negara anggota.
OKI bertekad Terus membantu yang lemah seperti rakyat Palestina, Suriah, dan Rohingya.
"Banyak gagasan tapi sulit dilaksanakan. Tapi saya serukan bantu yang lemah, bukan hanya retorika,L katanya.
SBY menggagas program Dana Bantuan Pengaman (Safety Fund Plan) untuk Palestina. Perlu ada bantuan untuk rakyat Palestina agar bisa hidup sehari-hari.
"Semua ingin bantu Palestina, tapi apa bentuknya? Indonesia kongkrit bantu. Kita latih 8000 pejabat Palestina selama lima tahun terakhir ini," jelasnya.
Menurut Presiden, Indonesia ingin jadi bagian dari solusi, bukan hanya retorika.
(ANT)
Diplomasi SBY bukan retorika
7 Februari 2013 15:07 WIB
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (ANTARA)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013
Tags: