Jakarta (ANTARA News) - Banjir yang sempat menggenangi sejumlah ruas jalan dan pemukiman di Jakarta, Rabu sore, disebabkan pusaran massa udara akibat tekanan rendah --diistilahkan eddie-- di utara Jakarta.

"Pusaran ini mengakibatkan pembentukan konvergensi awan di wilayah tersebut," kata Kepala Bidang Pengkajian dan Penerapan Teknologi Pembuatan Hujan BPPT, Tri Handoko Seto, di Jakarta, Rbu.

Menurut dia, awalnya massa udara dari timur Jakarta bergerak menuju Jakarta dan berbelok ke utara mengakibatkan pembentukan cluster awan di Jakarta dan sekitarnya, awan ini turun sebagai hujan.

"Diprediksi sejak malam ini hujan berpeluang tetap terjadi hingga pagi hari dengan intensitas ringan hingga sedang," katanya.

Teknologi Modifikasi Cuaca, Rabu ini, katanya, dilakukan dengan melakukan penyemaian empat sorti penerbangan. Keempat sortie itu dilakukan dua kali penerbangan C-130 Herkules dari Skuadron Udara 31 TNI AU dan dua kali oleh C-212 Aviocar dari Skuadron Udara 2 TNI AU.


Mereka lepas landas dari Pangkalan Udara Utama Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, menebar 11 ton garam, langsung mengudara ke arah timur, tenggara dan selatan Jabodetabek. Teknologi ini relatif baru dipakai di Indonesia dan diakui mampu menekan potensi kerugian material dan immaterial akibat banjir.




Operasi TMC digelar atas permintaan Gubernur DKI Jakarta kepada Kepala BNPB yang segera direspons bekerja sama dengan BPPT untuk melaksanakan TMC selama 2 bulan, yaitu 26 Januari sampai 25 Maret 2013 dengan anggaran Rp13 miliar.


18 batang flare dibakar di 14 lokasi GBG (Ground Based Generator) untuk mengganggu pertumbuhan awan hujan di dalam wilayah Jabodetabek.

Konsentrasi hujan ada di Jabodetabek bagian utara Jakarta. Sementara di Bogor, hujan tidak terlalu besar. Diharapkan malam ini curah hujan di udara Jabodetabek berkurang.

Pada Rabu sore, hujan deras mengguyur ibukota menyebabkan sejumlah ruas jalan di Jakarta macet parah.

Jalur Kereta Api Listrik (KRL) yang menuju Tanah Abang baik dari Manggarai maupun dari Serpong juga sempat terendam air sehingga tak dapat dilalui.

(D009)