Kupang (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan dua dari 28 zona musim (zom) di wilayah Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur (NTT), belum memasuki musim kemarau 2023.

"Ada dua wilayah zom yang belum memasuki musim kemarau yaitu zom 486 dan zom 491 di Pulau Timor," kata Kepala Stasiun Klimatologi NTT BMKG Rahmattulloh Adji di Kupang, Sabtu.

Ia menyampaikan hal itu berkaitan dengan pemantauan musim kemarau tahun 2023 di wilayah NTT yang diperbaharui per 1 Juni.

Adji menjelaskan hanya dua wilayah zom tersebut yang belum memasuki musim kemarau, sedangkan 26 zom lainnya di NTT sudah memasuki musim kemarau tahun ini.

Kedua wilayah zom itu, masing-masing zom 486 mencakup Kabupaten Kupang bagian timur, Kabupaten Timor Tengah Selatan bagian utara, dan Kabupaten Timor Tengah Utara bagian barat. Kemudian zom 491 mencakup Timor Tengah Selatan bagian timur, Timor Tengah Utara bagian selatan, dan Kabupaten Malaka bagian selatan.

Baca juga: BMKG: Dua wilayah di NTT belum memasuki musim kemarau

Adji mengatakan warga di wilayah yang belum memasuki musim kemarau atau masih diguyur hujan tetap perlu mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor.

Di sisi lain, kata dia, curah hujan yang ada dapat dimanfaatkan untuk menambah persediaan air untuk menghadapi dampak musim kemarau.

"Sisa curah hujan yang ada dapat ditampung secara baik sebagai persediaan untuk kebutuhan selama musim kemarau," katanya.

Adji juga mengimbau warga di wilayah zom yang telah memasuki musim kemarau agar selalu siaga menghadapi dampak musim kemarau, terutama potensi ancaman bencana kekeringan.

Selain itu untuk mencegah munculnya kebakaran hutan dan lahan (karhutla), kata dia, hindari tindakan yang dapat memicu titik api di area terbuka yang terdapat tumpukan dan atau rumput kering yang mudah tersambar api.

Baca juga: BMKG: 10 zona musim di NTT telah memasuki musim kemarau