Lampung Barat (ANTARA) - Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kabupaten Lampung Barat Yudha Setiawan memberikan kiat kepada para petani kopi di daerah ini untuk menjaga dan meningkatkan produksi kopi guna menjaga stabilitas harga.

"Guna menjaga stabilitas pendapatan petani kopi, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampung Barat terus menyampaikan anjuran adanya upaya peningkatan sumber pendapatan usaha tani lainnya, termasuk adanya pengolahan produk maupun upaya peningkatan mutu produk untuk mendapatkan harga lebih tinggi," kata Yudha Setiawan, di Liwa, Jumat.

Untuk menjaga produksi kopi tetap stabil, kata dia, harus mengatasi suhu ekstrem pada tanaman kopi dengan cara melakukan penyiraman.

"Perkembangan produksi setiap komoditas sangat dipengaruhi dengan kesesuaian cuaca maupun pola budi daya, atau pemeliharaan yang ramah terhadap cuaca dan sesuai dengan kebutuhan pemeliharaannya, seperti ketersediaan unsur hara dan ketersediaan air," kata dia.

Baca juga: Permintaan Kopi Luwak Lampung Barat Melonjak

Ia mengatakan Kabupaten Lampung Barat memiliki komoditas unggulan yaitu kopi robusta yang berkontribusi terhadap 47 persen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Lampung Barat.

Tingginya curah hujan pada tahun 2022 berdampak pada penurunan produksi kopi robusta sebesar 20 sampai 50 persen pada tahun 2023 di kabupaten tersebut.

Dia juga menyampaikan penurunan produksi ini diikuti dengan adanya peningkatan harga jual biji kopi mencapai dua kali lipat dari tahun sebelumnya, yaitu harga biji kopi asalan pada bulan Mei 2023 menyentuh kisaran Rp35.000 hingga Rp37.500 per kilogram di tingkat pengumpul.

Ia juga mengatakan saat ini luas lahan perkebunan kopi di Lampung Barat mencapai 54.104 hektare dengan produksi tahun 2022 mencapai 56,054 ton.

Baca juga: Harga biji kopi robusta di Kabupaten Tanggamus Lampung naik
Baca juga: Produk kopi Lampung bakal capai 145.000 ton