Denpasar (ANTARA) - Gubernur Bali Wayan Koster saat membuka Bali Digital Festival (Digifest) II Tahun 2023 menyampaikan bahwa saat ini teknologi digital menjadi satu dari enam penggerak ekonomi unggulan, selain pariwisata.

“Kami memberlakukan enam sektor unggulan, pertama pertanian dengan sistem organik, kelautan dan perikanan, industri manufaktur dan industri berbasis budaya branding Bali, sektor ikm/umkm dan koperasi, sektor ekonomi kreatif dan digital, dan sektor pariwisata,” sebutnya di Denpasar, Jumat.

Di hadapan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Abdullah Azwar Anas, Koster menyampaikan bahwa sektor ini yang menjadi tumpuan membangun ekonomi agar menjadi lebih sehat, berkualitas dan memastikan keberlanjutannya.

Ia melihat sektor teknologi digital ini penting bagi perekonomian Pulau Dewata setelah Bali dihantam pandemi COVID-19, di mana saat itu pariwisata di bombardir dan ekonomi terpuruk.

Baca juga: Bali Digifest masuk tahap roadshow kampus jelang puncak acara

“Teknologi digital ini kami jadikan sebagai salah satu sektor unggulan dalam upaya transformasi ekonomi di Bali. Kami belajar dari pandemi karena ekonomi Bali lebih dari 54 persen pendapatannya dari pariwisata dan ketika pandemi lebih dari 2 tahun terpuruk dampaknya sangat terasa,” ujar Wayan Koster.

Kemudian setelah bangkit, orang nomor satu di Pemprov Bali itu menemukan fakta bahwa persentase perekonomian Bali meningkat padahal pariwisata belum pulih 100 persen, artinya ada pergeseran di sana.

Oleh karena itu, ia berusaha mewadahi perkembangan teknologi digital melalui event-event yang berkaitan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

“Dunia semakin cepat mengalami perkembangan berbasis teknologi digital, maka kita sebagai bagian dari dunia tidak bisa menghindari diri masuk ke dalam perkembangan baru ini, namun juga tidak boleh menggilas modal yang kita punya berupa seni tradisi yang konvensional,” tuturnya.

Untuk mengakomodasi ini, Pemprov Bali kemudian menyelenggarakan Bali Digifest II Tahun 2023 selama tiga hari dari 2-4 Juni sekaligus merayakan Hari Suci Tumpek Landep, di mana kegiatannya dilengkapi dengan pameran teknologi digital, pagelaran, dan kompetisi.

Menteri PANRB Abdullah Azwar Anas yang hadir pada kegiatan tersebut menyampaikan apresiasinya, dan sesuai dengan misinya agar yang semula pemerintah mengatur masyarakat dapat berubah menjadi pemerintah bekerja dengan masyarakat telah dilakukan Pemprov Bali pada kegiatan ini.

“Semula pemerintah mengatur masyarakat menjadi pemerintah bekerja bersama masyarakat dan yang dilakukan Gubernur Koster hari ini adalah contoh mengajak masyarakat terlibat. Jangan sampai di luar pemerintah daerah berubah tapi di pemdanya tidak,” kata Azwar.

Dukungan terhadap Bali Digifest juga datang dari Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo lantaran Bali sangat maju dalam mendigitalkan ekonomi termasuk mendukung programnya.

“Bali mendukung program Bank Indonesia, jadi provinsi paling banyak QRIS, BI Fast dan elektronifikasi transaksi keuangan pemerintah daerahnya. Memang kami menjadikan Bali Digifest bagian tak terpisahkan dari festival ekonomi keuangan Indonesia,” tuturnya.