Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Timur mendata dan mengidentifikasi kembali desa-desa di wilayah provinsi setempat yang berpotensi untuk dijadikan "Desa Devisa".

"Saya menugaskan Budi, Kadis Pemberdayaan Masyarakat dan Desa untuk saling melakukan identifikasi kembali di desa-desa mana yang punya potensi untuk dijadikan Desa Devisa," ujar Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat melihat pameran Kampung Kreatif di Surabaya, Kamis.

Khofifah mengatakan, meskipun "Desa Devisa" di Jawa Timur menjadi yang terbanyak di antara seluruh provinsi di Indonesia, pihaknya akan terus mendata dan melakukan identifikasi kembali untuk membantu desa-desa yang berpotensi.

Gubernur wanita pertama di Jawa Timur tersebut mencontohkan, seperti desa penghasil kopi dan coklat yang selama ini menjadi sektor terbesar penghasil" Desa Devisa".

Baca juga: Kampoeng Creative JFC menjadi pintu masuk destinasi wisata Jember

"Kopi itu potensi desa-desanya banyak, coklat potensi desa devisanya juga banyak, jadi masih ada dua sektor ini saja saat ini," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Timur Budi Sarwoto menambahkan, saat ini ada satu Badan Usaha Milik Desa Bersama (BUMDesMa) Singosari, Malang yang bisa berpotensi menjadi Desa Devisa melalui tanaman anggrek.

"Tadi disebutkan ada dua komoditas kopi dan coklat tapi sebetulnya sudah ada yang merintis untuk ekspor dan jadi eksportir pertama di Indonesia untuk anggrek jadi sedang proses, dua bulan lagi Insya Allah akan kami lakukan ekspor perdana anggrek dari Indonesia yaitu di Jawa Timur," ujarnya.

Saat ini, menurut dia, Indonesia tidak pernah sama sekali mengekspor anggrek meskipun sebagai penghasil terbesar, oleh karena itu pihaknya akan segera membantu proses perizinan agar Jawa Timur menjadi pusat ekspor anggrek Nasional.

Baca juga: Pemkab Jember gagas Kampung Kreatif JFC untuk dongkrak pariwisata

"Sudah banyak permintaan tapi masih terkendala perizinannya karena banyak sekali yang harus diurus, macam-macam dan Indonesia hingga saat ini belum pernah mengekspor anggrek, semoga dua bulan lagi kami bisa perdana ekspor anggrek," katanya.

Budi menjelaskan, anggrek Indonesia sangat disukai oleh negara luar, terlebih Thailand yang selama ini mendominasi ekspor tanaman tersebut juga telah melihat potensi dari Indonesia.

"Oleh karena itu jika Indonesia bisa ekspor anggrek yang pertama kali maka hasilnya akan luar biasa, karena Thailand sendiri juga ingin mendatangkan anggrek Indonesia, karena mereka sering pameran di Indonesia dan tahu kualitas anggrek Indonesia," tuturnya.