Roma (ANTARA) - ROMA, 31 Mei (Xinhua) -- Bank of Italy pada Rabu (31/5) menyebut konflik Rusia dan Ukraina telah mempengaruhi kesehatan perekonomian Italia dan Eropa secara umum sehingga menekan kekayaan rata-rata dan kepercayaan konsumen di wilayah ini.
Dalam penilaian tahunan tahun sebelumnya, Gubernur Bank of Italy Ignazio Visco menyatakan krisis Ukraina juga mempengaruhi harga energi,yang memicu bank Sentral Eropa menaikkan suku bunga sehingga berdampak ekonomi negatif yang luas. Laporan itu juga menyebutkan meski pendapatan rumah tangga Italia tumbuh 6,2 persen tahun lalu, secara riil angkanya turun 1,2 persen akibat inflasi tertinggi yang dipicu olleh situasi di Ukraina.

Konflik Ukraina "adalah titik balik dalam hubungan internasional yang sangat memengaruhi pertumbuhan, inflasi, dan perdagangan dunia," tulis Visco dalam laporan tersebut. "Di tengah kenaikan inflasi yang jelas dan meluas ... pertumbuhan global melambat akibat ketidakpastian ekonomi dan politik yang tinggi."

Laporan bank sentral Italia setebal 41 halaman itu juga menyebut perekonomian Italia dan negara-negara Eropa lainnya begitu tergantung kepada paket pinjaman dan hibah untuk pemulihan virus corona dari Uni Eropa (UE). Hingga saat ini, lebih dari 150 miliar euro (Rp2.392 triliun) telah didistribusikan ke negara-negara anggota UE, menurut laporan tersebut.
Laporan tersebut juga mengatakan meski pendapatan rumah tangga Italia tumbuh 6,2 persen tahun lalu, angka riilnya justru turun 1,2 persen akibat rekor tinggi yang dipicu terutama oleh situasi di Ukraina.