Tokyo (ANTARA) - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo, Komunitas pencinta Bali di Jepang, Bali Buyou, dan Asosiasi Pengusaha Indonesia di Jepang (APIJ) mengenalkan tari Bali kepada masyarakat Jepang dengan menyelenggarakan Hari Tari Bali pada 1 Juni.

Kegiatan yang digelar di KBRI Tokyo, Rabu, itu diisi dengan beragam pertunjukan tari, promosi pariwisata dan budaya, serta jamuan kopi khas nusantara.

Menurut Koordinator Fungsi Penerangan Sosial Budaya KBRI Tokyo Meinarti Fauzie, kegiatan ini berusaha mengenalkan Bali sebagai tujuan wisata dan juga sebagai pengenalan tari Bali kepada masyarakat Jepang.

“Menjadi tugas KBRI Tokyo bersama-sama pemangku kepentingan lainnya mempromosikan budaya dan pariwisata Indonesia di Jepang,” kata Meinarti.

Peringatan itu sendiri bertepatan dengan momentum 65 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Jepang.

Hari Tari Bali diinisiasi Bali Buyou yang mengajukan 1 Juni sebagai Hari Tari Bali kepada Japan Anniversary Association.

Baca juga: KBRI Tokyo pastikan tidak ada WNI dideportasi terkait Shinkansen

1 Juni karena Presiden pertama RI Soekarno pernah membawa misi budaya pada 1 Juni 1964 dengan salah satunya mengenakan tari Bali kepada masyarakat Jepang.

Tari Bali diakui oleh UNESCO sebagai salah satu warisan budaya Indonesia bukan benda sejak 2015.

“Kami juga memanfaatkan momentum untuk memperkenalkan kembali budaya Bali yang pada akhirnya akan meningkatkan minat wisatawan Jepang untuk berkunjung ke Indonesia, khususnya ke Bali,” kata Meinarti.

Berdasarkan riset KBRI Tokyo, Bali masih menjadi tujuan wisata utama warga Jepang yang melancong ke Indonesia.

Tari Bali dalam acara ini dibawakan oleh Sanggar Bali Pusaka, Panyang Brama, Sekar Lili dan Sekar Jepun.

Pengunjung acara ini juga mendapatkan informasi seputar Bali, pengenalan kuliner Bali dan informasi penerbangan Tokyo – Denpasar dari Garuda Indonesia.

Dalam acara ini warga Jepang berkesempatan mencicipi Bali.

Baca juga: KBRI Tokyo tanggapi dugaan delapan WNI terkait kasus Shinkansen