Jakarta (ANTARA) - Petenis Serbia Novak Djokovic menepis kehebohan seputar komentarnya baru-baru ini tentang konflik di Kosovo dengan lolos ke babak ketiga French Open, Rabu, dengan mengatakan bahwa pernyataannya itu mencerminkan apa yang dia perjuangkan.

Djokovic, yang mengejar rekor gelar tunggal putra Grand Slam ke-23 di Roland Garros, harus bekerja keras melewati set pertama melawan petenis Hungaria Marton Fucsovics sebelum menang 7-6 (7/2), 6-0, 6-3.

Dia menuliskan pesan "Kosovo adalah jantung Serbia. Hentikan kekerasan" di kamera setelah pertandingan babak pertamanya, Senin.

"Saya akan mengatakannya lagi, tetapi saya tidak perlu melakukannya karena Anda memiliki kutipan saya," kata Djokovic, seperti disiarkan AFP, Kamis.

"Saya sadar bahwa banyak orang akan tidak setuju, tetapi itulah adanya. Itu adalah sesuatu yang saya perjuangkan. Jadi itu saja."

Baca juga: Djokovic tulis pesan soal konflik Kosovo dan Serbia di French Open

Ada banyak drama di lapangan selama set pertama 87 menit yang membuat servis Djokovic patah.

Namun, delapan break point yang berhasil diselamatkan terbukti menjadi kunci bagi unggulan ketiga Djokovic mendominasi tie-break.

Peringkat 83 dunia Fucsovics tidak dapat mempertahankan levelnya setelah Djokovic melaju melalui tujuh gim berikutnya.

Fucsovics bangkit dengan mematahkan servis di awal set ketiga dan sekali lagi saat Djokovic melakukan servis untuk pertandingan tersebut.

Namun, Djokovic membungkus kemenangan di gim berikutnya pada match point keduanya.

Petenis Serbia itu masih belum gagal mencapai babak ketiga turnamen Grand Slam sejak Australian Open 2017.

Juara dua kali di Roland Garros itu selanjutnya akan menghadapi unggulan ke-29 asal Spanyol Alejandro Davidovich Fokina untuk memperebutkan tempat di babak keempat, Jumat.

Baca juga: Tsitsipas sebut kekuatan mental dan fisik kunci menang di French Open
Baca juga: Medvedev mengaku senang meski harus pulang lebih awal di French Open