Yudhoyono: Partai Demokrat butuh solusi
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selaku Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat (ketiga kanan) didampingi Wakil Ketua Dewan Pembina Marzuki Alie (ketiga kiri), Sekretaris Dewan Pembina Andi Mallarangeng (kedua kiri), Anggota Dewan Pembina TB Silalahi (kiri), Ketum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum (kedua kanan) dan Sekjen Edhie Baskoro Yudhoyono (kanan) menghadiri acara silahturahim pengarahan dan pembekalan kepada para pengurus DPP dan DPD Partai Demokrat di pendopo kediaman pribadi Puri Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (18/3) malam. Dalam pengarahannya, selain untuk konsolidasi internal partai, SBY mengangkat soal rencana kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. (FOTO ANTARA/Widodo S. Jusuf)
"Yang dibutuhkan Partai Demokrat sekarang ini adalah solusi dan faktor-faktor yang menyebabkan merosot (dukungan). Solusi yang tidak berkaitan dengan itu (faktor penyebab) bukan solusi yang `cespleng` (tepat)," kata Yudhoyono yang juga Presiden Indonesia kepada wartawan di Jeddah, Senin, sekitar pukul 20.00 WIB, menanggapi adanya permintaan agar ia turun langsung untuk menyelamatkan Partai Demokrat yang menurut sebuah survei mengalami penurunan dukungan.
Ia mengatakan, tindakan dan tanggapan ia terhadap permintaan tersebut harus jernih, rasional dan tidak emosional. Ia mengakui bahwa dalam 24 jam terakhir, mengalir dan muncul suara-suara dari kader Partai Demokrat di seluruh Indonesia yang mendesak dan menginginkan dia agar turun tangan.
"Saya diminta menyelamatkan partai ini dan saya diminta mengambil alih dalam arti penyelamatan partai ini agar tidak terus merosot dan jatuh dalam pemilu yang akan datang," katanya. Permintaan itu, katanya, tidak hanya melihat dia sebagai Dewan Pembina Partai tapi juga sebagai penggagas dan pendiri partai.
Ia mengatakan, setelah jumpa pers, akan melakukan umroh dan melanjutkan kunjungan ke Madinah guna melakukan ziarah ke makam Rasulullah. "Saya akan memohon petunjuk Allah agar saya dituntun mengambil keputusan yang baik. Menyelamatkan Partai Demokrat tentu solusi yang akan saya pilih. Nanti tentu benar-benar rasional. Semua itu bisa terlaksana setelah mendapat ridho dari Allah," katanya.
"Jika semua sudah selesai ibadah, saya akan berikan pernyataan. Saya akan lihat nanti yang paling baik seperti apa," kata Yudhoyono lagi. Ia mengatakan banyak ujian yang harus dihadapi oleh partai politik.
Menanggapi hasil survei, Yudhoyono mengatakan yang menjadi perhatian masyarakat luas adalah anjloknya dukungan untuk Partai Demokrat. Pada Pemilu 2009 Partai Demokrat mendapat suara 21 persen namun saat ini menurut hasil sebuah lembaga survei dukungan turun drastis menjadi hanya delapan persen.
"Terus terang saya juga dapat penjelasan hasil survei lembaga survei yang lain, yang menunjukkan angka yang kurang lebih sama," katanya. Menurut Yudhoyono, kader mengatakan kondisi ini sedang dalam keadaan lampu merah.
Ia mengatakan sejak 2008, hasil survei saat ini adalah yang paling rendah untuk Partai Demokrat. "Tentu saja, sebagaimana berita yang saya terima dari Tanah Air, ini memberikan keprihatinan dan kecemasan yang mendalam bagi jajaran kader partai di seluruh Tanah Air," katanya.
Yudhoyono mengatakan, sejumlah kader partai mempertanyakan atau gusar dengan proses hukum terhadap kader Partai Demokrat, terutama yang ditangani KPK. "Meskipun semua tahu bukan hanya oknum Partai Demokrat yang berperkara hukum dan ditangani oleh KPK," katanya.
Namun SBY menyatakan, masih percaya kepada KPK. "Saya masih yakin KPK akan menjalankan tugasnya secara profesional adil dan tidak ada niat buruk apapun. Saya juga yakin pastilah KPK yang menjadi andalan kita semua dalam penegakan hukum dan pemberantasan korupsi juga tidak tebang pilih," katanya.
Namun pada kesempatan itu Yudhoyono juga mengatakan, "Saya memohon kepada KPK untuk, ya bisa segera konklusif dan tuntas. Apa yang dilakukan oleh sejumlah kader Demokrat itu, kalau salah ya kita terima memang salah. Kalau tidak salah maka kami juga ingin tahu kalau itu tidak salah. Termasuk Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbanigrum, yang juga diperiksa dan dicitrakan publik secara luas di Tanah Air sebagai bersalah atau terlibat dalam korupsi".
Sebelumnya hasil riset yang dilakukan oleh Saiful Mudjani Research & Consulting (SMRC) menunjukkan bahwa dukungan terhadap Partai Demokrat semakin menurun akibat kuatnya opini publik yang menganggap kader-kader partai tersebut yang berada dalam pemerintahan sering terlibat kasus korupsi.
"Partai Demokrat dalam dua tahun terakhir ini tidak mampu mengatasi opini publik yang sangat kuat bahwa kader-kadernya paling banyak melakukan korupsi. Hal ini cenderung membuat dukungan masyarakat kepada partai ini kian merosot," kata Direktur Riset SMRC Jayadi Hanan. (U002/Z002)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013