Lebak (ANTARA News) - Bupati Lebak H Mulyadi Jayabaya mengimbau warga yang tinggal di daerah aliran sungai dan tebing agar mewaspadai bencana banjir dan longsor, karena awal Februari curah hujan cukup tinggi.

"Saya minta warga siaga dan waspada jika hujan deras karena khawatir terjadi longsoran dan banjir," kata Mulyadi Jayabaya di Rangkasbitung, Senin.

Menurut dia, bencana banjir dan longsor beberapa pekan lalu mengakibatkan ribuan rumah terendam juga infrastruktur jalan, jembatan dan unit gedung sekolah rusak.

Selain itu juga dilaporkan enam warga meninggal dunia.

Diperkirakan kerugian akibat banjir dan longsor sekitar Rp62 miliar.

Pihaknya meminta warga tetap waspada jika hujan guyuran deras yang bisa menimbulkan banjir dan longsor.

Sebab wilayah Kabupaten Lebak, Banten, merupakan daerah langganan banjir dan longsoran tanah.

Potensi bencana alam tersebut karena letak geografisnya berbukit terjal serta pegunungan juga terdapat daerah aliran sungai (DAS).

"Saya sudah memerintahkan semua aparat kecamatan dan desa bila hujan deras secara terus menerus agar waspada," ujarnya.

Bupati mengatakan, saat ini wilayah rawan bencana longsoran, seperti Kecamatan Lebak Gedong, Cipanas, Muncang, Cibeber, Bojongmanik, Bayah, Panggarangan dan Cimarga.

Wilayah tersebut, kerapkali terjadi longsoran tanah jika hujan deras karena lokasinya berada pada dataran tinggi dan berbukit terjal serta pegunungan.

Sementara daerah rawan banjir yakni Kecamatan Kalanganyar, Sobang, Cigemblong, Panggarangan, Bayah, Malingping, Muncang, Rangkasbitung, Cileles, Banjar Sari, Wanasalam, Leuwidamar, Cimarga dan Cibadak karena terdapat aliran sungai.

"Kami minta warga yang tinggal di wilayah rawan banjir sebaiknya mengungsi ke tempat yang aman jika hujan deras turun malam hari," katanya.

Dia menyebutkan, untuk mengantisipasi bencana banjir kini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak sudah menyiapkan peralatan evakuasi termasuk persediaan pangan dan obat-obatan.

Selain itu, juga dibantu petugas Polri, TNI, Tagana dan relawan yang sewaktu-waktu siap diterjunkan ke lokasi bencana alam.

Peralatan evakuasi ini, kata dia, sebanyak enam unit perahu karet yang dilengkapi pakaian pelampung juga tiga unit perahu dolphin.

Penanggulangan bencana alam diperlukan tindakan cepat dan kerja sama yang baik serta koordinasi dengan berbagai instansi untuk menghindari jatuh korban.

"Dengan kerja sama itu tentu dapat menyelamatkan korban bencana alam," katanya.

Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Muklis mengatakan, pihaknya selama ini siaga dengan menyiapkan relawan taruna siaga bencana (Tagana) untuk menghadapi bencana banjir dan longsoran.

"Kami memberlakukan piket selama 24 jam untuk memberikan pertolongan dan evakuasi jika sewaktu-waktu ada bencana alam," katanya.
(KR-MSR/R010)