Jakarta (ANTARA) - Kontingen Indonesia yang akan berlaga pada ASEAN Para Games (APG) 2023 mendapat sambutan hangat dari tuan rumah setibanya di Bandara Internasional Phnom Penh, Kamboja, Rabu pagi WIB.

Chef de Mission (CdM) Andi Herman yang memimpin kontingen beserta dua atlet Merah Putih mendapatkan kalungan kain selempang atau ikat kepala khas Kamboja yang biasa disebut krama dari panitia penyambutan.

“Bersyukur kami sudah tiba di Phnom Penh. Kontingen Indonesia ada 500 orang lebih dalam keadaan sehat. Kami melihat situasi cuaca maupun kondisi lain dengan Indonesia tidak terlalu jauh berbeda sehingga ini tidak menjadi hambatan untuk atlet kita bertanding,” kata Andi dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Rabu.

Kontingen Indonesia dengan jumlah 500 orang yang terdiri dari atlet, pelatih, dan ofisial bertolak dari Bandara Adi Soemarmo, Boyolali, Jawa Tengah dibagi menjadi dua kloter, masing-masing pukul 02:30 WIB dan 03:30 WIB. Untuk kloter pertama tiba di Phnom Penh pukul 06.00 WIB. Satu jam kemudian giliran kontingen yang tergabung di kloter dua.

Kontingen Indonesia bertolak lebih awal sebelum upacara pembukaan APG 2023 pada Sabtu (3/6) agar para atlet bisa menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan kondisi di lapangan.

“Kami berangkat lebih awal 2-3 hari sebelum opening ceremony, tujuannya adalah untuk memberikan kesempatan pada para atlet menyesuaikan diri dan mencoba lapangan yang menjadi tempat pertandingan sore nanti, sehingga pada saat bertanding sudah mengetahui dan terbiasa di lapangan,” ujar Andi.

Baca juga: Kontingen Indonesia carter pesawat untuk pemberangkatan ke Kamboja

Selain itu juga akan dilaksanakan technical meeting dengan seluruh kontingen agar pertandingan ASEAN Para Games 2023 dapat berjalan dengan lancar.

Sebagai informasi, Indonesia mengirim 268 atlet untuk berlaga di 12 cabang olahraga yakni para-atletik, para-bulu tangkis, para-tenis meja, para-renang, angkat berat, judo tunanetra, para-catur, bola voli duduk, sepak bola cp, boccia, bola basket kursi roda, dan goalball.

Kontingen NPC Indonesia bertekad mencetak sejarah dengan hattrick juara umum atau tiga kali secara beruntun dalam pesta olahraga disabilitas terbesar di Asia Tenggara edisi ke-12 tersebut.

"Kami ingin mencetak sejarah dengan tiga kali secara berurutan menjadi juara umum ASEAN Para Games (APG). Ini akan menjadi catatan sejarah yang sulit disamai oleh negara lain," pungkas Andi.

Pada dua edisi ASEAN Para Games, Indonesia digdaya dengan selalu menjadi juara umum. Pada ASEAN Para Games IX/2017 di Kuala Lumpur, Malaysia, skuad Merah Putih membawa pulang 126 emas, 75 perak, dan 50 perunggu.

Kala itu, Indonesia mengalahkan tuan rumah Malaysia yang berada di urutan kedua dengan 90 emas, 85 perak, 83 perunggu. Thailand berada di posisi ketiga dengan mengemas 68 emas, 73 perak, 95 perunggu.

Kemudian, Indonesia sukses mempertahankan predikat sebagai juara bertahan ketika menjadi tuan rumah ASEAN Para Games XI/2022 di Solo, Jawa Tengah, dengan mengantongi 175 emas, 144 perak, 107 perunggu.

Thailand di urutan kedua dengan 117 emas, 113 perak, dan 88 perunggu. Sementara Vietnam berada di posisi ketiga dengan mengoleksi 65 emas, 62 perak, dan 55 perunggu.

Baca juga: Menpora: ASEAN Para Games 2023 bekal menuju Paralimpide Paris
Baca juga: Para-atletik optimistis capai target 39 emas di ASEAN Para Games 2023