Berkat tren AI nilai valuasi Nvidia tembus 1 triliun dolar
31 Mei 2023 15:24 WIB
Arsip foto - Ponsel cerdas dengan logo NVIDIA yang ditampilkan ditempatkan pada motherboard komputer dalam ilustrasi yang diambil 6 Maret 2023. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration ANTARA/REUTERS/DADO RUVIC.
Jakarta (ANTARA) - Perusahaan teknologi, Nvidia, sempat mencapai nilai valuasi sebesar 1 triliun dolar pada Selasa (30/5) berkat bisnis chip untuk menopang operasi teknologi kecerdasan buatan (AI).
Namun ketika sesi perdagangan saham ditutup nilai valuasi Nvidia turun menjadi 992 milyar dolar AS atau sekitar Rp 14,8 triliun sehingga perusahaan tersebut tersingkir dari jajaran perusahaan besar yang mencapai nilai valuasi 1 triliun dolar AS seperti Apple dan Microsoft.
Dilaporkan oleh India Times pada Rabu (31/5) waktu setempat, Nvidia saat ini menjadi produsen terbesar yang menyediakan produk chip yang dibutuhkan untuk menopang operasi teknologi yang dilengkapi AI.
Saat ini beberapa raksasa perusahaan teknologi global termasuk Nvidia mulai bergerak menuju bisnis AI dengan harapan teknologi tersebut dapat menarik permintaan.
Untuk mengoperasikan komputer yang dilengkapi AI diperlukan chip kuat yang disebut graphic processing units (GPU) di mana menurut para analis sekitar 80 persen diproduksi oleh Nvidia.
Kesuksesan chatbot ChatGPT dari OpenAI mendorong beberapa perusahaan teknologi seperti Alphabet dan Microsoft ikut mengembangkan teknologi AI.
Bisnis Nvidia berkembang pesat selama pandemi COVID-19 karena permintaan GPU yang tinggi untuk menopang operasi komputer game serta perangkat untuk menambang mata uang kripto.
CEO Nvidia, Jensen Huang, percaya diri bahwa bisnis AI akan terus bertumbuh dalam beberapa bulan mendatang.
Baca juga: Wall St ditutup beragam, lonjakan Nvidia imbangi kegalauan pagu utang
Baca juga: WPP dan Nvidia bekerja sama untuk produksi iklan menggunakan AI
Baca juga: Nvidia tingkatkan "chip video game" dengan teknologi AI
Namun ketika sesi perdagangan saham ditutup nilai valuasi Nvidia turun menjadi 992 milyar dolar AS atau sekitar Rp 14,8 triliun sehingga perusahaan tersebut tersingkir dari jajaran perusahaan besar yang mencapai nilai valuasi 1 triliun dolar AS seperti Apple dan Microsoft.
Dilaporkan oleh India Times pada Rabu (31/5) waktu setempat, Nvidia saat ini menjadi produsen terbesar yang menyediakan produk chip yang dibutuhkan untuk menopang operasi teknologi yang dilengkapi AI.
Saat ini beberapa raksasa perusahaan teknologi global termasuk Nvidia mulai bergerak menuju bisnis AI dengan harapan teknologi tersebut dapat menarik permintaan.
Untuk mengoperasikan komputer yang dilengkapi AI diperlukan chip kuat yang disebut graphic processing units (GPU) di mana menurut para analis sekitar 80 persen diproduksi oleh Nvidia.
Kesuksesan chatbot ChatGPT dari OpenAI mendorong beberapa perusahaan teknologi seperti Alphabet dan Microsoft ikut mengembangkan teknologi AI.
Bisnis Nvidia berkembang pesat selama pandemi COVID-19 karena permintaan GPU yang tinggi untuk menopang operasi komputer game serta perangkat untuk menambang mata uang kripto.
CEO Nvidia, Jensen Huang, percaya diri bahwa bisnis AI akan terus bertumbuh dalam beberapa bulan mendatang.
Baca juga: Wall St ditutup beragam, lonjakan Nvidia imbangi kegalauan pagu utang
Baca juga: WPP dan Nvidia bekerja sama untuk produksi iklan menggunakan AI
Baca juga: Nvidia tingkatkan "chip video game" dengan teknologi AI
Penerjemah: Farhan Arda Nugraha
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023
Tags: