Kerry, Abbas, sepakat bertemu, memajukan perdamaian
4 Februari 2013 07:29 WIB
John Kerry, Menteri Luar Negeri AS yang baru, memperlihatkan paspor diplomatiknya yang diterbitkan saat ia berumur sebelas tahun, saat ia menyapa para karyawan Departemen Luar Negeri AS di Washington DC, Senin (4/2). Ayah Kerry, Richard Kerry, dulunya bekerja di Kantor Konsulat AS di Berlin setelah Perang Dunia II. (REUTERS/Gary Cameron)
Ramallah (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat yang baru diambil sumpahnya, John Kerry, melakukan pembicaraan lewat telepon dengan Presiden Palestina Mahmud Abbas hari Ahad dan mengatakan mereka akan bertemu untuk membahas upaya memajukan perdamaian, kata juru bicara kepresidenan.
Juru bicara Abbas, Nabil Abu Rudeina, mengatakan kepada kantor berita resmi Palestina, WAFA, bahwa kedua pejabat tinggi itu membahas pentingnya melakukan pertemuan dalam waktu dekat untuk "membicarakan sejumlah upaya menjaga proses perdamaian".
Menurut WAFA, Kerry meyakinkan Abbas bahwa "Presiden AS Barack Obama memiliki keperdulian terhadap proses perdamaian serta mendukung upaya-upaya berkaitan dengan proses tersebut", dan bahwa pemerintah AS menyadari krisis keuangan yang saat ini dihadapi Palestina.
Hubungan telepon itu merupakan kontak pertama kalinya antara pemerintah baru Obama dan pemerintah Palestina.
Kerry telah bertemu Abbas beberpa kali ketika ia masih menjabat sebagai ketua Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS.
Pekan lalu, dalam sidang pengukuhannya, Kerry mengisyaratkan akan memajukan proposal baru untuk memulai kembali pembicaraan perdamaian antara Israel dan Palestina, yang macet selama lebih dari dua tahun.
"Kita perlu mencari cara ke depan dan saya percaya ada jalan," ujarnya dikutip AFP.
Baik Israel maupun Palestina secara teoritis telah berkomitmen untuk mencapai "penyelesaian dua negara", yaitu hidup berdampingan dalam perbatasan yang disepakati.
Palestina mengatakan pihaknya tidak akan kembali ke meja perundingan jika Israel masih melakukan pembangunan permukiman Yahudi di tanah mereka.
Sebaliknya, Israel mengatakan tidak akan maju ke perundingan jika Palestina meletakkan berbagai prasyarat.
(T008/C003)
Juru bicara Abbas, Nabil Abu Rudeina, mengatakan kepada kantor berita resmi Palestina, WAFA, bahwa kedua pejabat tinggi itu membahas pentingnya melakukan pertemuan dalam waktu dekat untuk "membicarakan sejumlah upaya menjaga proses perdamaian".
Menurut WAFA, Kerry meyakinkan Abbas bahwa "Presiden AS Barack Obama memiliki keperdulian terhadap proses perdamaian serta mendukung upaya-upaya berkaitan dengan proses tersebut", dan bahwa pemerintah AS menyadari krisis keuangan yang saat ini dihadapi Palestina.
Hubungan telepon itu merupakan kontak pertama kalinya antara pemerintah baru Obama dan pemerintah Palestina.
Kerry telah bertemu Abbas beberpa kali ketika ia masih menjabat sebagai ketua Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS.
Pekan lalu, dalam sidang pengukuhannya, Kerry mengisyaratkan akan memajukan proposal baru untuk memulai kembali pembicaraan perdamaian antara Israel dan Palestina, yang macet selama lebih dari dua tahun.
"Kita perlu mencari cara ke depan dan saya percaya ada jalan," ujarnya dikutip AFP.
Baik Israel maupun Palestina secara teoritis telah berkomitmen untuk mencapai "penyelesaian dua negara", yaitu hidup berdampingan dalam perbatasan yang disepakati.
Palestina mengatakan pihaknya tidak akan kembali ke meja perundingan jika Israel masih melakukan pembangunan permukiman Yahudi di tanah mereka.
Sebaliknya, Israel mengatakan tidak akan maju ke perundingan jika Palestina meletakkan berbagai prasyarat.
(T008/C003)
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013
Tags: