Studi: Gen ayah berpengaruh pada kakak-adik dengan autisme
30 Mei 2023 19:46 WIB
Ilustrasi - Seorang anak berkebutuhan khusus mendapat terapi dengan alat bantu permainan di kantor Pusat Layanan Autis (PLA), Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Senin (8/5/2023). ANTARA FOTO/Makna Zaezar/rwa.
Jakarta (ANTARA) - Sebuah studi baru di New York, Amerika Serikat, menemukan bahwa bila lebih dari dua anak mengidap autisme, lebih besar kemungkinan disebabkan warisan gen ayah mereka.
Studi sebelumnya mengklaim bahwa sekitar 80 persen risiko autisme dapat ditemukan pada gen yang diwarisi dari orang tua. Meskipun sebelumnya diyakini bahwa risiko itu semata-mata terkait dengan faktor genetik ibu, temuan penelitian yang dipublikasikan pada Cell Genomics itu kini menemukan peran ayah yang lebih kuat dari pada ibu.
Seperti dilaporkan Medicaldialy, Senin (29/5), para ilmuwan dari Laboratorium Cold Spring Harbor New York telah menjalankan penelitian selama dua dekade pada gen yang terkait dengan autisme. Mereka telah mengidentifikasi ribuan gen.
Baca juga: Cara dan waktu yang tepat untuk deteksi autisme pada anak
Mereka melakukan analisis menyeluruh terhadap genom lebih dari 6.000 keluarga, yang secara sukarela berpartisipasi dalam penelitian ini. Dengan memeriksa susunan genetik keluarga, mereka menemukan ketika dua atau lebih anak didiagnosis dengan autisme, mereka lebih mirip secara genetik dengan ayah mereka.
Salah satu hipotesis menerangkan bahwa ayah berpotensi membawa mutasi genetik yang memiliki efek perlindungan terhadap autisme. Namun, mutasi pelindung ini tidak dapat ditularkan ke anak-anak mereka.
Di sisi lain, ada kemungkinan bahwa ayah mewariskan mutasi yang menyebabkan sistem kekebalan ibu secara keliru menyerang embrio yang sedang berkembang. Namun, gagasan ini menunjukkan bahwa reaksi sistem kekebalan dalam tubuh ibu mungkin berperan dalam perkembangan autisme pada beberapa kasus.
Baca juga: Dokter tak sarankan anak dengan autisme langsung dimasukkan PAUD
Studi sebelumnya mengklaim bahwa sekitar 80 persen risiko autisme dapat ditemukan pada gen yang diwarisi dari orang tua. Meskipun sebelumnya diyakini bahwa risiko itu semata-mata terkait dengan faktor genetik ibu, temuan penelitian yang dipublikasikan pada Cell Genomics itu kini menemukan peran ayah yang lebih kuat dari pada ibu.
Seperti dilaporkan Medicaldialy, Senin (29/5), para ilmuwan dari Laboratorium Cold Spring Harbor New York telah menjalankan penelitian selama dua dekade pada gen yang terkait dengan autisme. Mereka telah mengidentifikasi ribuan gen.
Baca juga: Cara dan waktu yang tepat untuk deteksi autisme pada anak
Mereka melakukan analisis menyeluruh terhadap genom lebih dari 6.000 keluarga, yang secara sukarela berpartisipasi dalam penelitian ini. Dengan memeriksa susunan genetik keluarga, mereka menemukan ketika dua atau lebih anak didiagnosis dengan autisme, mereka lebih mirip secara genetik dengan ayah mereka.
Salah satu hipotesis menerangkan bahwa ayah berpotensi membawa mutasi genetik yang memiliki efek perlindungan terhadap autisme. Namun, mutasi pelindung ini tidak dapat ditularkan ke anak-anak mereka.
Di sisi lain, ada kemungkinan bahwa ayah mewariskan mutasi yang menyebabkan sistem kekebalan ibu secara keliru menyerang embrio yang sedang berkembang. Namun, gagasan ini menunjukkan bahwa reaksi sistem kekebalan dalam tubuh ibu mungkin berperan dalam perkembangan autisme pada beberapa kasus.
Baca juga: Dokter tak sarankan anak dengan autisme langsung dimasukkan PAUD
Penerjemah: Pamela Sakina
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023
Tags: