Pelindo tanam mangrove hijaukan kampung wisata Sontoh Laut Surabaya
30 Mei 2023 18:45 WIB
Perahu-perahu nelayan ditambatkan di dekat tumbuhan mangrove di kawasan kampung wisata bahari Sontoh Laut Surabaya, Selasa (30/5/2023). (ANTARA/Hanif Nashrullah)
Surabaya (ANTARA) - Subholding PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) Terminal Petikemas menghijaukan kampung wisata Sontoh Laut Surabaya dengan menanam sebanyak 55 ribu bibit tanaman mangrove.
"Hari ini kami menjalankan program Pelindo Peduli, yaitu program penghijauan PT Pelindo Terminal Petikemas sebanyak 55 ribu bibit mangrove di lokasi seluas 5 hektare," kata Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) PT Pelindo Terminal Petikemas Ady Sutrisno kepada wartawan di Surabaya, Selasa.
Sejak sekitar 10 tahun lalu, Pelindo membina kampung nelayan di Kelurahan Tambaksarioso, Kecamatan Asemrowo Surabaya ini menjadi tempat wisata bahari.
Salah satunya untuk menambah penghasilan nelayan setempat yang hasil tangkapan ikannya berkurang dampak dari berdirinya Terminal Teluk Lamong milik Pelindo, yang saat pembangunannya dulu mereklamasi pantai di kawasan tersebut.
Sejak itu, secara berkala, Pelindo dibantu instansi lain, bersama aktivis lingkungan, rutin menanam mangrove untuk menghijaukan kawasan pesisir kawasan kampung wisata Sontoh Laut Surabaya.
Sementara terpantau tingkat keberhasilan tanaman mangrove tumbuh dari total bibit yang ditanam di kawasan ini hanya sekitar 10 persen, diduga akibat limbah dan polusi industri yang banyak berdiri di sekitarnya.
Upaya penanaman mangrove tetap berjalan. Kali ini sedang dicoba penanaman dengan cara dipancang dan diberi galang supaya tingkat keberhasilan tumbuhnya nanti lebih tinggi.
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Sontoh Laut Surabaya Sodik Mahfud mengungkapkan di setiap mangrove yang tumbuh nantinya akan dihinggapi ribuan burung, khususnya di setiap musim migrasi.
"Sekarang ini, meski sejak ditanam 10 tahun lalu tingkat keberhasilan tumbuh tanaman mangrove sekitar 10 persen, sudah ada burung-burung yang bermigrasi hinggap di sini. Menjadi aset wisata yang luar biasa bagi kita. Ini Surabaya lho, jarang ada ribuan burung," ujarnya.
Dengan potensi wisata tersebut, setiap nelayan setempat dengan perahunya selama ini bisa menghasilkan sedikitnya Rp300 ribu per hari dengan mengantar wisatawan yang ingin melihat burung-burung saat musim migrasi.
Baca juga: Pelindo beri pelatihan UMKM disabilitas di Sulut
Baca juga: Pengelolaan buah dan daun mangrove dukung wisata Sontoh Laut Surabaya
Baca juga: Pelindo III gandeng otoritas pelabuhan hijaukan Tanjung Perak Surabaya
"Hari ini kami menjalankan program Pelindo Peduli, yaitu program penghijauan PT Pelindo Terminal Petikemas sebanyak 55 ribu bibit mangrove di lokasi seluas 5 hektare," kata Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) PT Pelindo Terminal Petikemas Ady Sutrisno kepada wartawan di Surabaya, Selasa.
Sejak sekitar 10 tahun lalu, Pelindo membina kampung nelayan di Kelurahan Tambaksarioso, Kecamatan Asemrowo Surabaya ini menjadi tempat wisata bahari.
Salah satunya untuk menambah penghasilan nelayan setempat yang hasil tangkapan ikannya berkurang dampak dari berdirinya Terminal Teluk Lamong milik Pelindo, yang saat pembangunannya dulu mereklamasi pantai di kawasan tersebut.
Sejak itu, secara berkala, Pelindo dibantu instansi lain, bersama aktivis lingkungan, rutin menanam mangrove untuk menghijaukan kawasan pesisir kawasan kampung wisata Sontoh Laut Surabaya.
Sementara terpantau tingkat keberhasilan tanaman mangrove tumbuh dari total bibit yang ditanam di kawasan ini hanya sekitar 10 persen, diduga akibat limbah dan polusi industri yang banyak berdiri di sekitarnya.
Upaya penanaman mangrove tetap berjalan. Kali ini sedang dicoba penanaman dengan cara dipancang dan diberi galang supaya tingkat keberhasilan tumbuhnya nanti lebih tinggi.
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Sontoh Laut Surabaya Sodik Mahfud mengungkapkan di setiap mangrove yang tumbuh nantinya akan dihinggapi ribuan burung, khususnya di setiap musim migrasi.
"Sekarang ini, meski sejak ditanam 10 tahun lalu tingkat keberhasilan tumbuh tanaman mangrove sekitar 10 persen, sudah ada burung-burung yang bermigrasi hinggap di sini. Menjadi aset wisata yang luar biasa bagi kita. Ini Surabaya lho, jarang ada ribuan burung," ujarnya.
Dengan potensi wisata tersebut, setiap nelayan setempat dengan perahunya selama ini bisa menghasilkan sedikitnya Rp300 ribu per hari dengan mengantar wisatawan yang ingin melihat burung-burung saat musim migrasi.
Baca juga: Pelindo beri pelatihan UMKM disabilitas di Sulut
Baca juga: Pengelolaan buah dan daun mangrove dukung wisata Sontoh Laut Surabaya
Baca juga: Pelindo III gandeng otoritas pelabuhan hijaukan Tanjung Perak Surabaya
Pewarta: Abdul Hakim/Hanif Nashrullah
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2023
Tags: