Jakarta (ANTARA) - Anggota DPR RI Daerah Pemilihan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Sturman Panjaitan mengapresiasi tingginya tingkat toleransi yang dimiliki masyarakat Kota Batam dalam menjunjung keberagaman dan kerukunan di dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut anggota Komisi I DPR RI yang membidangi masalah pertahanan dan komunikasi informasi itu, heterogenitas sosial yang kini terbangun di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, menjadi modal utama Kepri untuk terus tumbuh menjadi provinsi yang maju dan modern di Indonesia.

“Persatuan yang merupakan kunci stabilitas keamanan serta kondusif merupakan modal sosial sebagai salah satu alat penggerak perekonomian Kota Batam dan Provinsi Kepri secara menyeluruh menuju Kepri sebagai provinsi yang maju dan modern,” ujar Sturman dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.

Pernyataan tersebut ia sampaikan saat menghadiri acara Halal Bihalal Ke-XI Keluarga Besar Paguyuban Punggowo di Kota Batam, Kepulauan Riau.

Acara yang diselenggarakan di Batam Center mengangkat Tema "Mohon, Mangesthi, Mangastuti, Marem" yang memiliki makna, “kita selalu memohon restu dari Gusti Allah agar kita semua dapat menyelaraskan antara kata-kata kita, antara ucapan kita dengan tindakan atau perbuatan”.

“Sebagaimana disampaikan sahabat saya, Soerya Respationo, selaku Ki Lurah Paguyuban Punggowo,” ujarnya.

Baca juga: Kompleks Makam Sultan Mahmud Riayat Syah jadi cagar budaya nasional
Baca juga: Mendes PDTT ajak jaga kelestarian budaya Pulau Penyengat Riau


Strurman menyampaikan rasa bangga sebagai warga Kota Batam karena dapat hidup berdampingan dengan masyarakat kota yang masih mengedepankan jiwa-jiwa gotong royong.

“Gotong royong seluruh elemen masyarakat tidak memandang suku agama dan ras selalu dikedepankan dalam kehidupan sehari-hari, karenanya saya selalu bangga bisa hidup sebagai warga kota Batam karena semua kebaikan ini,” ujarnya.

Sturman berpesan kepada seluruh masyarakat Provinsi Kepri, khususnya Kota Batam dalam menghadapi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 tetap menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan, sekali pun berbeda pilihan politik.

“Memasuki tahun 2024, eskalasi politik harus kita redam, perbedaan pilihan politik boleh berbeda, namun tetap menjunjung tinggi sportivitas sehingga kesatuan dan persatuan merupakan yang utama, dan yang paling mutlak ialah bagaimana kesejahteraan masyarakat Kepulauan Riau dapat lebih baik dari hari ini,” ujarnya.