Jakarta (ANTARA News) - Inflasi Januari 2013 yang mencapai 1,03 persen dipengaruhi oleh bencana banjir dan cuaca buruk, kata Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi.

"Inflasi Januari faktornya dua, satu masalah bencana dan juga masalah kondisi global yang melemah," katanya di Jakarta, Jumat.

Bayu mengatakan, meskipun dampak dari bencana banjir yang melanda Jakarta beberapa waktu lalu tidak terlalu besar, namun memang berdampak terhadap inflasi.

"Distribusi tidak banyak terganggu tetapi tampaknya juga ada getarannya terhadap inflasi dan mungkin juga kita banyak melihat konsentrasi, terutama di Jakarta," kata Bayu.

Sementara faktor cuaca, lanjut Bayu, pada awal Januari ada ombak tinggi yang menghalangi distribusi untuk beberapa waktu.

"Selain itu, kondisi global yang melemah juga berakibat belanja lebih terjadi di masyarakat dalam negeri," ujar Bayu.

Ia juga mengatakan pihaknya akan memberikan keterangan lebih lanjut pada Senin (4/2).

"Tentu juga ada masalah daging sapi yang berimbas ke daging ayam, telur, dan hortikultura. Kalau beras, gula, minyak goreng agak turun," ujar Bayu.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan laju inflasi pada Januari 2013 tercatat sebesar 1,03 persen, yang merupakan angka tertinggi sejak 2009.

"Inflasi bulan ini cukup tinggi dibandingkan bulan yang sama dalam empat tahun terakhir," ujarnya di Jakarta, Jumat.

Suryamin mengatakan laju inflasi pada Januari biasanya tercatat di bawah satu persen, bahkan pada Januari 2009 sempat terjadi deflasi sebesar 0,07 persen.

"Inflasi ini naik dibandingkan 2012 yang hanya mencapai 0,76 persen, dan lebih tinggi dari 2009 yang tercatat deflasi," katanya.

Untuk itu, Suryamin mengharapkan para pengambil kebijakan dapat mengambil langkah untuk mengendalikan laju inflasi, yang telah tercatat tinggi, mulai awal tahun ini.

Menurut dia, berdasarkan komponen pengeluaran, kelompok bahan makanan masih menjadi penyumbang inflasi terbesar yaitu 3,39 persen yang diikuti kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,56 persen.

Kemudian, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,46 persen, kelompok kesehatan 0,29 persen, kelompok sandang 0,25 persen serta kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,05 persen.

Dengan demikian, inflasi inti secara tahunan year on year (yoy) tercatat 4,57 persen dan inflasi komponen inti Januari 0,36 persen serta inflasi komponen inti secara tahunan 4,32 persen.
(V003/N002)