Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat (Dirjen Kesmas) Kementerian Kesehatan RI Maria Endang Rusmiwi mengemukakan balita yang terpapar asap rokok memiliki peluang 5,5 persen mengalami tengkes atau stunting.

"Penelitian Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia pada 2018, menemukan balita yang tinggal dengan orang tua perokok tumbuh 1,5 kilogram lebih kurang dari anak-anak yang tumbuh tanpa orang tua perokok," kata Maria Endang Sumiwi dalam Konferensi Pers Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2023 di Gedung Kemenkes RI Jakarta, Senin.

Ia mengatakan saat ini di Indonesia terdapat 70,2 juta orang dewasa yang merokok. Sebanyak 65,5 persen di antaranya dilakukan kaum pria.

"Itu artinya, ada sepertiga balita di Indonesia berpotensi terpapar rokok, lalu berat badan menjadi kurang dibandingkan mereka yang tidak terpapar rokok sehari-hari di keluarganya," katanya.

Baca juga: Menkes: Merokok hilangkan kesempatan beri protein hewani pada anak

Dirjen Endang mengajak kaum pria, khususnya bapak-bapak untuk berkontribusi pada program penurunan angka stunting dengan cara mengalihkan belanja rokok kepada kebutuhan protein untuk pertumbuhan anak.

Menurut Endang, pengeluaran belanja rokok di rumah tangga berada pada peringkat kedua terbesar atau setara tiga kali lipat lebih tinggi dari biaya kebutuhan protein anak.

Berdasarkan data Global Adult Tobacco Survey (GATS), uang di rumah tangga yang dipakai untuk belanja rokok berkisar rata-rata Rp382 ribu per bulan.

Ia menyarankan agar struktur keuangan rumah tangga dilakukan evaluasi berdasarkan skala prioritas agar belanja rokok dialihkan untuk membeli protein hewani yang diperlukan anak untuk tumbuh kembang optimal anak.

"Ini fokus kami, karena angka stunting di Indonesia masih relatif tinggi menurut kategori WHO maksimal 20 persen populasi. Indonesia masih 21 persen, kalau 30 persen balita berpotensi terpapar rokok di rumah tangga, ini jadi salah satu hambatan dalam menurunkan stunting," katanya.

Baca juga: BKKBN: Rokok jadi faktor Indonesia duduki posisi 108 kekerdilan dunia

Baca juga: SEAMEO : "stunting" hambat terciptanya generasi emas


Dikatakan Endang upaya tersebut juga sejalan dengan tema peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2023 yang mengusung "Kami Butuh Makanan, Bukan Rokok".

Peringatan Hari Tanpa Tembakau sekaligus menjadi peluang bagi kaum bapak dalam berperan menurunkan angka stunting nasional, kata Endang menambahkan.

"Saat ini ada 65,5 persen pria merokok bisa berkontribusi untuk cegah stunting, gunakan uangnya untuk beli telur, daging ayam, dan lainnya," katanya.