"Teknologi ini bisa sangat cepat, dulu waktu COVID bagaimana presentasi telemedicine ini sangat membantu mengisi layanan kesehatan tadi. Tentunya ini mengcover semua layanan kesehatan masyarakat kita yang 17 ribu pulau ini bisa terpenuhi dengan memanfaatkan telemedisin," ucap Setiaji dalam konferensi pers Klinik Panadol Cekatan di Jakarta, Senin.
Baca juga: Dirjen Aptika apresiasi klinik yang perkaya sistem "health tech"
"Sayangnya telemedicine belum terakomodir dengan baik, kemarin pada saat COVID iya,tapi after COVID ini harus bisa kita atur secara regulasi sehingga inovasi teknologi bisa berjalan cepat," katanya.
Target percepatan teknologi telemedisin adalah kepada masyarakat yang masih datang ke rumah sakit secara fisik. Dibutuhkan juga kerja sama dari pihak yang menginisiasi inovasi kesehatan di bidang teknologi untuk bisa membangun layanan kesehatan agar masyarakat di perdesaan bisa mendapatkan akses layanan kesehatan seperti warga perkotaan.
Baca juga: Selamat datang di era robotic surgery
Saat ini Kementerian Kesehatan telah memiliki langkah strategis yaitu platform SATUSEHAT yang bisa mengakses data rekam medis pasien secara live. Sehingga diharapkan sekitar 10 ribu fasilitas kesehatan bisa terhubung dan memberikan pelayanan kesehatan oleh dokter atau tenaga kesehatan yang kompeten.
Layanan SATUSEHAT juga terhubung dengan telemedisin sehingga seluruh layanan kesehatan bisa dilakukan di satu aplikasi. Ia juga berharap kerja sama dengan pihak layanan kesehatan daring swasta dapat menutupi kekurangan layanan kesehatan dan lebih banyak tenaga kesehatan yang bisa dihubungi secara virtual.
Baca juga: Kemenkes luncurkan Regulatory Sandbox untuk keamanan telemedisin