Artikel
Pariwisata Sulut bangkit usai pandemi COVID-19
Oleh Karel Alexander Polakitan
29 Mei 2023 13:43 WIB
Danau Tondano, salah satu destinasi wisata di Kabupaten Minahasa. Saat senggang atau liburan, banyak warga yang mengunjungi destinasi wisata ini. ANTARA/Karel A Polakitan
Manado (ANTARA) - Kementerian Pariwisata pada April 2019 menobatkan Sulawesi Utara sebagai The Rising Destination of The Year 2019. Sebutan yang diberikan itu bukan tanpa alasan.
Provinsi di ujung utara Sulawesi tersebut dinilai mampu mendorong pariwisata hingga 600 persen dalam 4 tahun (2015--2018).
Kunjungan wisatawan mancanegara ke Kota Manado pada tahun 2015 tercatat sekitar 20 ribu orang, kemudian menjadi 40 ribu orang pada 2016.
Kecenderungan positif juga ditunjukkan pada tahun 2017, yakni sebanyak 80 ribu wisman menjejakkan kakinya di Manado. Kemudian pada tahun 2018 melonjak menjadi 120 ribu orang. Sementara jumlah kunjungan wisatawan domestik naik tajam, dari dua juta orang jadi empat juta orang.
Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Sulut memang masih kalah jauh dari Bali atau DKI Jakarta, namun semangat menggenjot sektor ini tak pernah padam.
Upaya menarik sebanyak mungkin wisatawan mancanegara diwujudkan dengan membuka rute penerbangan langsung dari sejumlah kota di China.
Pelancong dari Guangzhou, Changsa, Shanghai, Nanjing, dan Zhengzhou, Tianjin dan beberapa kota lainnya, misalnya, dapat dengan mudah menikmati destinasi wisata hingga ke kabupaten dan kota di provinsi itu.
Pada tahun 2019, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara mencapai lebih dari 120.000 orang. Pemerintah Provinsi Sulut bahkan berani memasang target kunjungan wisman hingga lebih dari 150.00 orang pada tahun 2020.
Namun, ikhtiar menarik sebanyak mungkin wisatawan mancanegara maupun Nusantara pupus ketika pandemi COVID-19 pada 2020 benar-benar memukul sektor ini.
Puncaknya, pada akhir Januari 2020, pemerintah provinsi memutuskan menunda penerbangan langsung dari kota-kota di China ke Bandara Sam Ratulangi Manado.
Penurunan jumlah kunjungan wisatawan tak bisa dielakkan. Apalagi Pemerintah mengambil kebijakan membatasi mobilitas penduduk domestik maupun mancanegara, guna menekan laju penularan COVID-19.
Data BPS Sulut menyebutkan jumlah kunjungan wisman ke Sulawesi Utara dari Januari hingga Agustus 2021 secara kumulatif hanya mencapai 10.808 orang.
Angka ini jauh lebih kecil dibandingkan jumlah wisman secara kumulatif sampai pada Agustus 2020 yang mencapai 26.078 orang.
Destinasi elok
Provinsi ujung utara Sulawesi tersebut sungguh dianugerahi destinasi-destinasi wisata elok, tak kalah dari tempat wisata lainnya yang telah tersohor lebih dulu seperti di Bali, Jawa, Nusa Tenggara, dan tempat lainnya.
Sebanyak 15 kabupaten dan kota yang ada di Provinsi Sulut memiliki destinasi wisata beragam, mulai dari laut, pesisir, pegunungan, hingga kearifan lokal.
Di Kabupaten Kepulauan Talaud, ujung utara Sulawesi yang berbatasan dengan negara tetangga Filipina, punya magnet menarik kunjungan wisatawan.
Daerah wisata Pulau Kabaruan, Pulau Sara, Pantai Lobbo, goa Batu Kapal dan Pulau Karakelang, misalkan, terus dikembangkan pemerintah untuk menarik wisatawan.
Di sana juga ada tradisi menangkap ikan pada periode tertentu, disebut manee. Tradisi yang sering digelar di Pulau Kakorotan itu tak hanya diikuti warga setempat, tapi juga warga dari daratan Kota Manado dan sekitarnya.
Di Kota Manado, Ibu Kota Provinsi Sulut, punya Pulau Bunaken yang menyuguhkan keindahan bawah laut nan eksotis. Destinasi ini menjadi primadona kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara, selain kuliner yang berjejer di Teluk Manado.
Di Kota Tomohon juga demikian. Letaknya yang diapit dua gunung api aktif, Gunung Lokon dan Mahawu, dan berada di ketinggian antara 700-800 meter di atas permukaan laut menyuguhkan kesejukan alami bagi wisatawan.
Ada beberapa destinasi menarik di Kota Tomohon, di antaranya, agrowisata Rurukan, air terjun Tapahan Telu, Danau Linow, air panas Lahendong, hingga menjajal trek ekstrem untuk bersepeda di Gunung Mahawu.
Masih banyak lagi destinasi wisata lainnya yang ada di kabupaten kota yang terus dibenahi guna menggenjot pariwisata.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara resmi memublikasikan kasus pertama COVID-19 di daerah berpenduduk lebih dari 2,6 juta jiwa itu pada medio Maret 2020.
Meski 3 tahun lebih dihantam pandemi, pemerintah daerah dan pemangku kepentingan sektor pariwisata tidak jera mengangkat sektor ini.
Tidak terbilang dampak yang ditimbulkan dari pandemi ini. Pengelola rumah makan dan restoran berhenti sejenak, tingkat hunian hotel merosot, transportasi wisata lumpuh, dan masih banyak lagi dampak ganda lainnya.
Gubernur Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw menegaskan sepanjang masyarakat disiplin menerapkan protokol kesehatan plus memperluas cakupan vaksinasi, sektor unggulan daerah ini perlahan pulih.
Olly optimistis sektor pariwisata Sulut akan bangkit, dengan melakukan berbagai upaya agar sektor ini bisa hidup, tumbuh, dan berkembang.
Tanda-tanda menggeliatnya kembali sektor penggerak perekonomian daerah, kini mulai tampak. Pemerintah daerah siap mengangkat kembali agenda-agenda pariwisata yang sempat redup pelaksanaannya.
Tomohon International Flower Festival (TIFF), misalnya, merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan guna memeriahkan ulang tahun Kota Tomohon pada Agustus. Event ini akan dilaksanakan setelah dikoordinasikan dengan Kementerian Pariwisata.
Festival Bunaken, walaupun terbatas, perhelatannya tetap digelar di Kawasan Taman Nasional Bunaken. Beragam kegiatan digelar untuk menghidupkan kembali kunjungan wisatawan di Kota Manado itu.
Di Kota Bitung pada tahun lalu juga dilaksanakan Festival Pesona Selat Lembeh. Sasarannya, kembali menggairahkan sektor pariwisata.
Gaung promosi kesiapan Sulut menatap kunjungan pariwisata pada era normal baru terus terangkat manakala sejumlah peserta dari negara G20 mengikuti salah satu event W20 di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Likupang, Kabupaten Minahasa Utara.
Bagi Gubernur Olly, side event G20 menjadi iklan gratis untuk mempromosikan kebangkitan pariwisata daerah dengan sebutan Nyiur Melambai tersebut.
Masih ada juga agenda internasional, North Sulawesi Internasional Fishing Tournament 2022'. Agenda ini dihelat pada September di Likupang, pesertanya para pemancing dari mancanegara.
Turnamen yang akan mengangkat sektor pariwisata itu sekaligus memublikasikan kesiapan Sulut menggelar sejumlah kegiatan skala nasional dan internasional.
Selain sibuk mempromosikan pariwisata, jeda tiga kalender pada masa pendemi (2020-2022) tersebut juga dimanfaatkan dengan menyiapkan infrastruktur pendukung. Pemerintah sukses menyelesaikan pembangunan tol Manado-Bitung sepanjang 39,9 kilometer.
Direncanakan akan dibuka satu pintu tol yang dikhususkan menjadi akses menuju KEK Pariwisata Likupang. Tak sampai di situ, akses jalan dari Bandara Sam Ratulangi menuju kawasan itu, juga dilebarkan. Pemerintah daerah juga tengah menyiapkan akses air bersih yang diambil dari Bendungan Kuwil, Kawangkoan.
Meski begitu, upaya pemerintah mendorong sektor ini seakan tanpa arti apabila tidak didukung penuh masyarakat dan pemangku kepentingan terkait.
Dukungan ini bukan hanya sebatas ikut menciptakan kenyamanan, ramah menyambut wisatawan, memelihara infrastruktur yang dibangun, dan meningkatkan mutu pelaku usaha, yang paling utama adalah menerapkan protokol kesehatan dan memperluas cakupan vaksinasi menuju kekebalan komunitas.
Data terbaru BPS Sulut, kunjungan wisatawan mancanegara di Provinsi Sulawesi Utara pada November 2022 mengalami peningkatan sebesar 102,23 persen.
Wisman yang datang ke Sulut melalui Bandara Sam Ratulangi pada November 2022 sebanyak 1.721 orang, naik 102,23 persen dibandingkan posisi yang sama tahun lalu sebanyak 851 orang.
Secara kumulatif, Januari hingga November 2022, wisman yang datang ke Sulut mencapai 14.246 orang.
Angka ini meningkat dibandingkan jumlah wisatawan mancanegara secara kumulatif sampai pada bulan November di tahun 2021 yaitu 14.204 orang.
Selain infrastruktur pendukung sektor pariwisata, Gubernur Olly Dondokambey juga intensif membuka penerbangan langsung ke sejumlah negara.
Dari Singapura, misalnya, ada Scoot Air, Jeju Air dari Korea, penerbangan langsung ke Jepang. Dan yang terbaru, Gubernur Olly melakukan kunjungan kerja ke China, melobi pengusaha negeri itu agar mau investasi di berbagai sektor termasuk pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Likupang.
Terbukanya akses penerbangan ini akan berdampak meningkatnya wisatawan dari berbagai negara ke Sulut.
Walhasil, menggeliatnya kembali pariwisata dan investasi di Sulawesi Utara bakal meningkatkan kesejahteraan warga di provinsi tersebut.
Editor: Achmad Zaenal M
Provinsi di ujung utara Sulawesi tersebut dinilai mampu mendorong pariwisata hingga 600 persen dalam 4 tahun (2015--2018).
Kunjungan wisatawan mancanegara ke Kota Manado pada tahun 2015 tercatat sekitar 20 ribu orang, kemudian menjadi 40 ribu orang pada 2016.
Kecenderungan positif juga ditunjukkan pada tahun 2017, yakni sebanyak 80 ribu wisman menjejakkan kakinya di Manado. Kemudian pada tahun 2018 melonjak menjadi 120 ribu orang. Sementara jumlah kunjungan wisatawan domestik naik tajam, dari dua juta orang jadi empat juta orang.
Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Sulut memang masih kalah jauh dari Bali atau DKI Jakarta, namun semangat menggenjot sektor ini tak pernah padam.
Upaya menarik sebanyak mungkin wisatawan mancanegara diwujudkan dengan membuka rute penerbangan langsung dari sejumlah kota di China.
Pelancong dari Guangzhou, Changsa, Shanghai, Nanjing, dan Zhengzhou, Tianjin dan beberapa kota lainnya, misalnya, dapat dengan mudah menikmati destinasi wisata hingga ke kabupaten dan kota di provinsi itu.
Pada tahun 2019, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara mencapai lebih dari 120.000 orang. Pemerintah Provinsi Sulut bahkan berani memasang target kunjungan wisman hingga lebih dari 150.00 orang pada tahun 2020.
Namun, ikhtiar menarik sebanyak mungkin wisatawan mancanegara maupun Nusantara pupus ketika pandemi COVID-19 pada 2020 benar-benar memukul sektor ini.
Puncaknya, pada akhir Januari 2020, pemerintah provinsi memutuskan menunda penerbangan langsung dari kota-kota di China ke Bandara Sam Ratulangi Manado.
Penurunan jumlah kunjungan wisatawan tak bisa dielakkan. Apalagi Pemerintah mengambil kebijakan membatasi mobilitas penduduk domestik maupun mancanegara, guna menekan laju penularan COVID-19.
Data BPS Sulut menyebutkan jumlah kunjungan wisman ke Sulawesi Utara dari Januari hingga Agustus 2021 secara kumulatif hanya mencapai 10.808 orang.
Angka ini jauh lebih kecil dibandingkan jumlah wisman secara kumulatif sampai pada Agustus 2020 yang mencapai 26.078 orang.
Destinasi elok
Provinsi ujung utara Sulawesi tersebut sungguh dianugerahi destinasi-destinasi wisata elok, tak kalah dari tempat wisata lainnya yang telah tersohor lebih dulu seperti di Bali, Jawa, Nusa Tenggara, dan tempat lainnya.
Sebanyak 15 kabupaten dan kota yang ada di Provinsi Sulut memiliki destinasi wisata beragam, mulai dari laut, pesisir, pegunungan, hingga kearifan lokal.
Di Kabupaten Kepulauan Talaud, ujung utara Sulawesi yang berbatasan dengan negara tetangga Filipina, punya magnet menarik kunjungan wisatawan.
Daerah wisata Pulau Kabaruan, Pulau Sara, Pantai Lobbo, goa Batu Kapal dan Pulau Karakelang, misalkan, terus dikembangkan pemerintah untuk menarik wisatawan.
Di sana juga ada tradisi menangkap ikan pada periode tertentu, disebut manee. Tradisi yang sering digelar di Pulau Kakorotan itu tak hanya diikuti warga setempat, tapi juga warga dari daratan Kota Manado dan sekitarnya.
Di Kota Manado, Ibu Kota Provinsi Sulut, punya Pulau Bunaken yang menyuguhkan keindahan bawah laut nan eksotis. Destinasi ini menjadi primadona kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara, selain kuliner yang berjejer di Teluk Manado.
Di Kota Tomohon juga demikian. Letaknya yang diapit dua gunung api aktif, Gunung Lokon dan Mahawu, dan berada di ketinggian antara 700-800 meter di atas permukaan laut menyuguhkan kesejukan alami bagi wisatawan.
Ada beberapa destinasi menarik di Kota Tomohon, di antaranya, agrowisata Rurukan, air terjun Tapahan Telu, Danau Linow, air panas Lahendong, hingga menjajal trek ekstrem untuk bersepeda di Gunung Mahawu.
Masih banyak lagi destinasi wisata lainnya yang ada di kabupaten kota yang terus dibenahi guna menggenjot pariwisata.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara resmi memublikasikan kasus pertama COVID-19 di daerah berpenduduk lebih dari 2,6 juta jiwa itu pada medio Maret 2020.
Meski 3 tahun lebih dihantam pandemi, pemerintah daerah dan pemangku kepentingan sektor pariwisata tidak jera mengangkat sektor ini.
Tidak terbilang dampak yang ditimbulkan dari pandemi ini. Pengelola rumah makan dan restoran berhenti sejenak, tingkat hunian hotel merosot, transportasi wisata lumpuh, dan masih banyak lagi dampak ganda lainnya.
Gubernur Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw menegaskan sepanjang masyarakat disiplin menerapkan protokol kesehatan plus memperluas cakupan vaksinasi, sektor unggulan daerah ini perlahan pulih.
Olly optimistis sektor pariwisata Sulut akan bangkit, dengan melakukan berbagai upaya agar sektor ini bisa hidup, tumbuh, dan berkembang.
Tanda-tanda menggeliatnya kembali sektor penggerak perekonomian daerah, kini mulai tampak. Pemerintah daerah siap mengangkat kembali agenda-agenda pariwisata yang sempat redup pelaksanaannya.
Tomohon International Flower Festival (TIFF), misalnya, merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan guna memeriahkan ulang tahun Kota Tomohon pada Agustus. Event ini akan dilaksanakan setelah dikoordinasikan dengan Kementerian Pariwisata.
Festival Bunaken, walaupun terbatas, perhelatannya tetap digelar di Kawasan Taman Nasional Bunaken. Beragam kegiatan digelar untuk menghidupkan kembali kunjungan wisatawan di Kota Manado itu.
Di Kota Bitung pada tahun lalu juga dilaksanakan Festival Pesona Selat Lembeh. Sasarannya, kembali menggairahkan sektor pariwisata.
Gaung promosi kesiapan Sulut menatap kunjungan pariwisata pada era normal baru terus terangkat manakala sejumlah peserta dari negara G20 mengikuti salah satu event W20 di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Likupang, Kabupaten Minahasa Utara.
Bagi Gubernur Olly, side event G20 menjadi iklan gratis untuk mempromosikan kebangkitan pariwisata daerah dengan sebutan Nyiur Melambai tersebut.
Masih ada juga agenda internasional, North Sulawesi Internasional Fishing Tournament 2022'. Agenda ini dihelat pada September di Likupang, pesertanya para pemancing dari mancanegara.
Turnamen yang akan mengangkat sektor pariwisata itu sekaligus memublikasikan kesiapan Sulut menggelar sejumlah kegiatan skala nasional dan internasional.
Selain sibuk mempromosikan pariwisata, jeda tiga kalender pada masa pendemi (2020-2022) tersebut juga dimanfaatkan dengan menyiapkan infrastruktur pendukung. Pemerintah sukses menyelesaikan pembangunan tol Manado-Bitung sepanjang 39,9 kilometer.
Direncanakan akan dibuka satu pintu tol yang dikhususkan menjadi akses menuju KEK Pariwisata Likupang. Tak sampai di situ, akses jalan dari Bandara Sam Ratulangi menuju kawasan itu, juga dilebarkan. Pemerintah daerah juga tengah menyiapkan akses air bersih yang diambil dari Bendungan Kuwil, Kawangkoan.
Meski begitu, upaya pemerintah mendorong sektor ini seakan tanpa arti apabila tidak didukung penuh masyarakat dan pemangku kepentingan terkait.
Dukungan ini bukan hanya sebatas ikut menciptakan kenyamanan, ramah menyambut wisatawan, memelihara infrastruktur yang dibangun, dan meningkatkan mutu pelaku usaha, yang paling utama adalah menerapkan protokol kesehatan dan memperluas cakupan vaksinasi menuju kekebalan komunitas.
Data terbaru BPS Sulut, kunjungan wisatawan mancanegara di Provinsi Sulawesi Utara pada November 2022 mengalami peningkatan sebesar 102,23 persen.
Wisman yang datang ke Sulut melalui Bandara Sam Ratulangi pada November 2022 sebanyak 1.721 orang, naik 102,23 persen dibandingkan posisi yang sama tahun lalu sebanyak 851 orang.
Secara kumulatif, Januari hingga November 2022, wisman yang datang ke Sulut mencapai 14.246 orang.
Angka ini meningkat dibandingkan jumlah wisatawan mancanegara secara kumulatif sampai pada bulan November di tahun 2021 yaitu 14.204 orang.
Selain infrastruktur pendukung sektor pariwisata, Gubernur Olly Dondokambey juga intensif membuka penerbangan langsung ke sejumlah negara.
Dari Singapura, misalnya, ada Scoot Air, Jeju Air dari Korea, penerbangan langsung ke Jepang. Dan yang terbaru, Gubernur Olly melakukan kunjungan kerja ke China, melobi pengusaha negeri itu agar mau investasi di berbagai sektor termasuk pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Likupang.
Terbukanya akses penerbangan ini akan berdampak meningkatnya wisatawan dari berbagai negara ke Sulut.
Walhasil, menggeliatnya kembali pariwisata dan investasi di Sulawesi Utara bakal meningkatkan kesejahteraan warga di provinsi tersebut.
Editor: Achmad Zaenal M
Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2023
Tags: