Biak (ANTARA) - Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Biak Numfor, Papua, menggencarkan program dapur sehat di kampung untuk mencegah stunting.

"Dapur sehat di kampung diharapkan mampu menyediakan kebutuhan makanan yang sehat dan bergizi dengan potensi lokal sehingga dapat mencegah stunting sejak dini," ujar Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP2AKB) Biak Numfor Yohana Naap di Biak, Senin.

Ia mengatakan, untuk mencegah stunting di Kabupaten Biak Numfor pada 1.000 hari awal kehidupan, DP2AKB terus berkolaborasi dengan organisasi perangkat daerah, dinas kesehatan, Bappeda serta pemerintah kampung dan kelurahan untuk mendorong program dapur sehat bisa mencegah stunting sejak dini.

Baca juga: Cegah stunting, PKK Biak anjurkan pangan lokal penuhi asupan gizi anak

"Penanganan stunting anak di Kabupaten Biak Numfor tidak hanya bergantung pada satu dinas tertentu, tetapi harus berkolaborasi antarlembaga daerah," kata Yohana Naap .

Menurut dia, terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam pencegahan stunting anak, yaitu perbaikan terhadap pola makan, pola asuh, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih.

Ketiga hal tersebut, lanjut dia, terkait dengan pola keseharian hidup sebuah keluarga di kampung, yang erat pula kaitannya dengan terhambatnya perkembangan anak.

Baca juga: DPMK: dana desa Biak dapat dialokasikan pencegahan stunting balita

Ia mengatakan, program dapur sehat diperlukan karena sangat tepat untuk mengatasi masalah stunting di Kabupaten Biak Numfor.

Menurut dia, stunting disebabkan faktor multidimensi di antaranya praktik pengasuhan yang tidak baik, terbatasnya layanan kesehatan serta kurangnya akses ke makanan bergizi, air bersih dan sanitasi.

Yohana berharap program dapur sehat yang menyediakan makanan bergizi dan sehat bagi anak-anak balita menjadi garda terdepan mencegah stunting.

Baca juga: Pembentukan 533 kampung keluarga berkualitas di Papua diapresiasi

Berdasarkan data kasus stunting di Kabupaten Biak Numfor turun setiap tahun, yakni pada 2018 sebesar 20,24 persen, 2019 (18,74), 2020 (11,4), 2021 (9,43), dan hingga Februari 2022 sebesar 6,59 persen.