"Problem kita (pondok pesantren) adalah tidak kuat secara ekonomi. Tidak pernah atau belum pernah ada untuk menguatkan ekosistem ekonomi pesantren yang mensinergikan seluruh pesantren," ujar Menag Yaqut dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu.
Pernyataan Menag tersebut disampaikan saat bertemu para kiai muda se-Jawa di Pondok Pesantren Al Hikamussalafiyah Cipulus, Wanayasa, Purwakarta, Minggu.
Menag menilai banyak program pemberdayaan ekonomi hanya dilakukan secara parsial di masing-masing pesantren, bukan dalam jejaring. Sehingga potensi yang ada tidak dapat terserap secara maksimal.
"Jangan lagi main sendiri-sendiri. Ini yang harus diubah. Padahal, kalau saling bersinergi, pesantren sangat potensial menjadi raksasa ekonomi baru di Indonesia," ujar Yaqut.
Menurutnya, potensi perputaran ekonomi di dalam aktivitas pesantren amat besar. Berdasarkan data Kemenag, saat ini terdapat hampir 32 ribu pondok pesantren di Indonesia dengan lebih dari empat juta santri.
Baca juga: Menag sebut pola pengasuhan di pesantren masih kurang
Namun potensi perputaran ekonomi tersebut tidak sepenuhnya dinikmati oleh pesantren. Sebab, produk-produk yang ada berasal dari perusahaan-perusahaan besar, bukan hasil pesantren.
"Tapi kemana ini sekarang? Siapa yang menikmati? Saat ini yang menikmati ya industri-industri besar seperti produk mie instan, sabun, dan lain-lain," kata dia.
Melihat potensi ini, Menag berharap semestinya pihak pengelola pesantren memiliki kepekaan yang tinggi untuk bersinergi menciptakan produk demi mewujudkan pesantren yang berdaya.
"Saya berharap, misalnya, nanti ke depan, kalau masuk di pesantren, tidak ada lagi tuh kacang kulit kemasan merk pabrik ternama. Tapi ada kacang goreng produksi pesantren sendiri," kata dia.
Kementerian Agama, kata Yaqut, siap untuk memberikan dukungan terhadap upaya-upaya peningkatan ekosistem ekonomi pesantren ini. "Ada program-program kemandirian pesantren yang siap mendukung perekonomian pesantren," katanya.
Baca juga: Menag: Program Kemandirian Pesantren jadi agenda prioritas Kemenag
Baca juga: Menag: Program Kemandirian Pesantren jadi agenda prioritas Kemenag