Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah harus mendorong BUMN untuk melakukan penawaran saham perdana (IPO) agar BUMN bisa berkembang, kata Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia Ito Warsito.
"Dorong BUMN untuk memperoleh pembiayaan dari pasar modal supaya mereka bisa ekspansi lebih banyak," kata Ito usai peluncuran indeks SMinfra18 di di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis.
Menurut dia, BUMN yang telah go public banyak yang mengalami peningkatan harga saham dan nilai kapitalisasi pasar.
Dia mencontohkan PT Bank Mandiri Tbk saat ini nilai kapitalisasi pasarnya telah meningkat lebih dari 14 kali lipat, PGN lebih dari 16 kali lipat dan PT Semen Indonesia sebanyak 94 kali lipat.
"Itu cerminan bahwa BUMN kalau ingin punya kinerja baik, harus di-go public-kan," katanya.
Dia merinci ada sebanyak 141 BUMN yang berada di bawah Kementerian BUMN. Dari jumlah tersebut hanya 16 BUMN yang mengalami kerugian sehingga BUMN yang menguntungkan ada sebanyak 125 perusahaan.
Dari 125 BUMN, baru 18 BUMN yang telah IPO. "Artinya masih ada potensi 107 BUMN yang bisa go public," kata Ito.
Dia menambahkan BUMN merupakan mesin pertumbuhan ekonomi yang belum dimanfaatkan oleh pemerintah. "Mesin pertumbuhan ekonomi yang belum dimanfaatkan negara adalah BUMN," katanya.
Menurut dia, saat ini banyak BUMN yang belum go public, padahal jika BUMN tersebut go public dengan melakukan IPO akan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang lebih tinggi.
"PDB kita bisa tumbuh lebih tinggi dari PDB yang sudah diraih sekarang," katanya. (A064)
Dirut BEI: pemerintah harus dorong BUMN IPO
31 Januari 2013 20:19 WIB
Direktur Utama, Bursa Efek Indonesia (BEI), Ito Warsito (ANTARA)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013
Tags: