Jakarta (ANTARA News) - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama mendukung kebijakan pemerintah menghentikan sementara impor 13 jenis buah dan sayuran.

"Kita setuju penghentian impor buah dan sayuran, kecuali yang memang tidak ada di sini," kata Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj usai diskusi publik "Stop Impor Hortikultura" yang digelar Lembaga Pengembangan Pertanian NU di kantor PBNU, Jakarta, Kamis.

Tampil sebagai pembicara dalam diskusi itu Menteri Pertanian Suswono, Ketua LPPNU yang juga Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Helmy Faishal Zaini, dan anggota Komisi IV DPR RI Saiful Tamliha.

Menurut Said Aqil, kebijakan penghentian impor produk hortikultura yang di dalam negeri juga diproduksi akan membantu petani. "Kebijakan negara memang harus prorakyat kecil," kata Said Aqil.

Ia berharap kebijakan serupa juga diterapkan untuk produk-produk lain yang di dalam negeri juga diproduksi. "Naif kalau kita masih impor produk yang bisa kita produksi sendiri," kata Said Aqil.

Terkait pengaduan Amerika Serikat (AS) ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) sehubungan dengan kebijakan pemerintah Indonesia tersebut, Said Aqil berharap pemerintah bisa menghadapi dengan baik. "Ya pintar-pintar menjawablah, kan AS juga pintar mengakali kita," kata Said Aqil.

Sementara itu Menteri Pertanian Suswono menjelaskan bahwa penghentian impor tersebut bersifat sementara.

Menurutnya, keran impor akan dibuka jika ada kebutuhan di dalam negeri atau pasokan dari dalam negeri kurang. Dengan kebijakan itu diharapkan petani bisa diuntungkan, sementara konsumen tidak dirugikan.

(S024/Z003)