Semarang, (ANTARA News) - PB Djarum tidak bisa mencegah pebulu tangkis yang selama ini dibina untuk pindah ke luar negeri dengan alasan yang berbeda, antara lain demi masa depan atlet.

"Terus terang kami tidak bisa mencegah mereka yang pindah ke luar negeri dengan alasan untuk menyongsong masa depannya. Kami hanya membina atlet untuk kepentingan bangsa dan negara Indonesia saja, perkara mereka akhirnya pindah ke luar negeri, itu urusan mereka," kata Ketua PB Djarum Kudus, F.X. Supandji ketika dihubungi dari Semarang, Senin.

Menurut dia, kalau yang pindah ke luar negeri karena faktor usia yang sudah tua kemudian di sana menjadi pelatih, tidak ada masalah tetapi kalau yang pindah itu justru pebulu tangkis potensial yang masih bisa diharapkan prestasinya, tentunya PB Djarum juga mengalami kerugian sendiri.

Di sisi lain, kata dia, PB Djarum Kudus tidak bisa mencegah kepindahan mereka karena merekalah yang akhirnya bisa menentukan masa depannya sendiri. "Kita menyayangkan pindahnya atlet-atlet potensial tersebut tetapi bagaimana lagi, itu kemauan mereka untuk menentukan masa depannya sendiri," katanya.

Ia menyebutkan, atlet potensial yang dari Djarum Kudus yang pindah ke luar negeri selama tahun 2008, di antaranya adalah Indra Kurniawan yang pindah ke Swiss, Ferial (tunggal putri) yang pindah ke Turki, dan terakhir Luluk Hadiyanto yang dikabarkan pindah ke Amerika Serikat dengan alasan melanjutkan studi di negeri Paman Sam.

Pebulu tangkis putri, Ferial, kata dia, yang pindah ke Turki ternyata yang bersangkutan bisa meraih prestasi di event-event internasional.

"Kabar terakhir yang kami terima, Ferial berhasil keluar sebagai juara kedua ganda campuran pada turnamen bulu tangkis di Yunani beberapa waktu lalu. Ferial yang pindah sekitar bulan September 2008 ini sering memberitahukan perkembangan prestasi kepada saya," katanya.

Untuk Luluk Hadiyanto yang pindah ke Amerika Serikat, kata dia, terus terang belum mengetahui secara pasti tetapi kalau benar tentunya sangat disayangkan karena pebulu tangkis ganda putra (biasa berpasangan dengan Alvent Yulianto dari Jabar) tersebut prestasinya masih bisa diharapkan untuk tahun ini.

"Jangan-jangan di Amerika nanti, dia main ganda berpasangan dengan mantan pebulu tangkis Indonesia yang sudah lebih dulu berada di sana, Toni Gunawan (peraih medali emas Olimpiade 2.000 berpasangan dengan Chandra Wijaya)," kata Supandji dengan berseloroh.

Tetapi kemungkinan untuk itu memang ada karena selama tampil pada berbagai event internasional, Toni Gunawan selalu berpasangan dengan Chandra Wijaya dan mereka selalu membawa bendera gado-gado Indonesia/Amerika.

Sebenarnya, kata dia, kalau dihitung dari dulu, tentunya banyak pebulu tangkis Djarum Kudus yang pindah ke luar negeri, baik sebagai pelatih maupun atlet seperti Johan Hadikusuma ke Hongkong akhirnya kembali lagi ke Indonesia, Fung Permadi pernah bermain untuk Taiwan sebelum akhirnya kembali ke Indonesia dan menjadi pelatih di Djarum Kudus, Basri Yusuf, Roy (Peru), dan lain sebagainya.(*)