Tenis
Kholisa dan Faried incar gelar tunggal ITF J30 Yogyakarta
27 Mei 2023 20:35 WIB
Petenis putra Indonesia Faried Widyarohmadhiansyah beraksi dalam babak ketiga pekan kedua Detec Internasional Championship ITF J30 di lapangan Sultan Agung Bantul, Yogyakarta, Sabtu (27/5/2023). (ANTARA/HO)
Jakarta (ANTARA) - Dua wakil Indonesia Kholisa Siti Maisaroh dan Faried Widyarohmadhiansyah sukses menapak babak puncak nomor tunggal pekan kedua dan mengincar gelar juara Detec International Junior Championship 2023 atau ITF J30 Yogyakarta.
Pada semifinal tunggal putra di Lapangan Tenis Kompleks Stadion Sultan Agung, Sabtu, Faried menaklukkan unggulan keempat asal Thailand Kamonpanyakorn Thadpong. Sementara di sektor putri, Kholisa menyudahi kompatriotnya Abigael Elham.
Faried mengambil set pertama dengan mudah, 6-4. Petenis kelahiran Gunung Kidul, Yogyakarta, yang kini bernaung di Deddy Prasetyo Tennis Club (Detec) Jakarta itu langsung menyudahi lawan pada set kedua dengan skor 6-1.
"Begitu tahu, saya mencecar kelemahan lawan terus. Sesekali saya kembali ke permainan biasa, sebelum kembali menyerang kelemahannya. Dia suka baseline, saya enggak bikin dia main baseline. Kira-kira dua berbanding satu," kata Faried dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Baca juga: Wakil Indonesia berebut tempat di final ITF J30 Yogyakarta
Pada partai final, Minggu, Faried akan menantang jawara pekan pertama Kuan Sho Chen yang mengandaskan unggulan kedua asal India Kandhavel Mahalingam Akilandeshwari 6-3, 7-5.
Unggulan kelima Faried kalah sekali dari petenis Taiwan bertubuh mungil itu di babak ketiga ITF J30 Serawak, akhir Februari 2023.
"Itu pelajaran buat saya. (Kuan) bermain seperti terburu-buru, namun saya juga ikut terburu-buru saat itu. Permainan saya jadinya lumayan rusuh," ujar pengidola Federer itu.
Untuk mempersiapkan revans, Faried mengaku akan bermain lebih sabar.
"Dia bermain sangat rushy. Saya bakal lebih prevent dahulu, begitu bolanya enak baru inisiatif menyerang," kata Faried, yang merupakan runner-up ITF J30 di Colombo, Srilanka, awal Februari lalu.
Dendam Faried pun makin membara lantaran calon lawannya di final tunggal itu telah menjegalnya di laga pamungkas ganda, Sabtu. Duet Taiwan, Kuan Suo Chen /Kai An Wu membekap pasangan tuan rumah Faried/Jason Halim 6-0, 6-3.
Baca juga: Rifqi Fitriadi targetkan masuk peringkat 500 ATP pada akhir tahun
Sementara itu, Kholisa berhasil mengulang pencapaian tahun lalu di turnamen berlevel J30 ITF itu dengan mencapai partai final.
Dalam duel senegeri di semifinal, petenis kelahiran Kudus, Jawa Tengah, itu membukukan kemenangan dengan dua set langsung 6-1, 6-1.
"Tadi main seperti biasa. Banyak nyerang tapi juga ada variasinya. Kadang set dulu. Kadang defense dulu. Liat bola dulu. Enggak asal nyerang terus," kata peringkat 451 ITF Kholisa.
"Aku rasa kompetitornya lebih berat tahun lalu. Dulu, aku main lebih sering awur-awuran, masih sering bingung sendiri. Sekarang, udah bisa lebih mikir. Secara teknis mungkin enggak ada yang pesat. Lebih rapih aja mainnya," ujar petenis 16 tahun itu.
Untuk melampaui pencapaian tahun lalu, Kholisa akan mempersiapkan sebaik mungkin melawan petenis Korea Selatan Min Young Choi, yang mengalahkan petenis Jepang Noelani Sara Teso 7-5, 7-5.
"Main sama aja. Main nyantai. Berani nyerang. Tetap lihat bola, tetap kontrol diri, dan yakin. Tidak memikirkan hasilnya," ujar unggulan teratas itu.
Baca juga: Alcaraz bermimpi main ganda dengan Nadal di Olimpiade Paris
Baca juga: Medvedev takut terlalu percaya diri di French Open
Pada semifinal tunggal putra di Lapangan Tenis Kompleks Stadion Sultan Agung, Sabtu, Faried menaklukkan unggulan keempat asal Thailand Kamonpanyakorn Thadpong. Sementara di sektor putri, Kholisa menyudahi kompatriotnya Abigael Elham.
Faried mengambil set pertama dengan mudah, 6-4. Petenis kelahiran Gunung Kidul, Yogyakarta, yang kini bernaung di Deddy Prasetyo Tennis Club (Detec) Jakarta itu langsung menyudahi lawan pada set kedua dengan skor 6-1.
"Begitu tahu, saya mencecar kelemahan lawan terus. Sesekali saya kembali ke permainan biasa, sebelum kembali menyerang kelemahannya. Dia suka baseline, saya enggak bikin dia main baseline. Kira-kira dua berbanding satu," kata Faried dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Baca juga: Wakil Indonesia berebut tempat di final ITF J30 Yogyakarta
Pada partai final, Minggu, Faried akan menantang jawara pekan pertama Kuan Sho Chen yang mengandaskan unggulan kedua asal India Kandhavel Mahalingam Akilandeshwari 6-3, 7-5.
Unggulan kelima Faried kalah sekali dari petenis Taiwan bertubuh mungil itu di babak ketiga ITF J30 Serawak, akhir Februari 2023.
"Itu pelajaran buat saya. (Kuan) bermain seperti terburu-buru, namun saya juga ikut terburu-buru saat itu. Permainan saya jadinya lumayan rusuh," ujar pengidola Federer itu.
Untuk mempersiapkan revans, Faried mengaku akan bermain lebih sabar.
"Dia bermain sangat rushy. Saya bakal lebih prevent dahulu, begitu bolanya enak baru inisiatif menyerang," kata Faried, yang merupakan runner-up ITF J30 di Colombo, Srilanka, awal Februari lalu.
Dendam Faried pun makin membara lantaran calon lawannya di final tunggal itu telah menjegalnya di laga pamungkas ganda, Sabtu. Duet Taiwan, Kuan Suo Chen /Kai An Wu membekap pasangan tuan rumah Faried/Jason Halim 6-0, 6-3.
Baca juga: Rifqi Fitriadi targetkan masuk peringkat 500 ATP pada akhir tahun
Sementara itu, Kholisa berhasil mengulang pencapaian tahun lalu di turnamen berlevel J30 ITF itu dengan mencapai partai final.
Dalam duel senegeri di semifinal, petenis kelahiran Kudus, Jawa Tengah, itu membukukan kemenangan dengan dua set langsung 6-1, 6-1.
"Tadi main seperti biasa. Banyak nyerang tapi juga ada variasinya. Kadang set dulu. Kadang defense dulu. Liat bola dulu. Enggak asal nyerang terus," kata peringkat 451 ITF Kholisa.
"Aku rasa kompetitornya lebih berat tahun lalu. Dulu, aku main lebih sering awur-awuran, masih sering bingung sendiri. Sekarang, udah bisa lebih mikir. Secara teknis mungkin enggak ada yang pesat. Lebih rapih aja mainnya," ujar petenis 16 tahun itu.
Untuk melampaui pencapaian tahun lalu, Kholisa akan mempersiapkan sebaik mungkin melawan petenis Korea Selatan Min Young Choi, yang mengalahkan petenis Jepang Noelani Sara Teso 7-5, 7-5.
"Main sama aja. Main nyantai. Berani nyerang. Tetap lihat bola, tetap kontrol diri, dan yakin. Tidak memikirkan hasilnya," ujar unggulan teratas itu.
Baca juga: Alcaraz bermimpi main ganda dengan Nadal di Olimpiade Paris
Baca juga: Medvedev takut terlalu percaya diri di French Open
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2023
Tags: