Rusia kepada AS: Jangan ajari Moskow soal penempatan senjata nuklir
27 Mei 2023 18:32 WIB
Arsip - Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) dan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko menghadiri pertemuan Dewan Negara Tertinggi Negara Persatuan Rusia dan Belarus di Kremlin di Moskow, Rusia, 6 April 2023. (Sputnik/Mikhail Klimentyev/Kremlin via REUTERS/as)
Moskow (ANTARA) - Rusia menolak kritik Presiden AS Joe Biden terkait rencana Moskow menempatkan senjata nuklir taktis di Belarus dengan mengatakan bahwa Washington justru berpuluh-puluh tahun telah menempatkan senjata nuklir di Eropa.
Rusia pada Kamis mengatakan bahwa mereka bersiap menempatkan senjata nuklir di luar perbatasannya untuk pertama kali sejak Uni Soviet runtuh pada 1991. Presiden Belarus Alexander Lukashenko menegaskan bahwa senjata itu sudah dalam proses penempatan.
Biden pada Jumat mengatakan bahwa ia bereaksi "sangat negatif" terkait laporan bahwa Rusia telah melangkah jauh dengan rencana menempatkan senjata nuklir taktis di Belarus. Departemen Luar Negeri AS menyatakan bahwa mereka mengecam rencana Rusia itu.
"Adalah hak kedaulatan Rusia dan Belarus untuk memastikan keamanan dengan cara yang kami anggap perlu di tengah perang strategi skala besar yang dilancarkan Washington terhadap kami," kata Kedutaan Besar Rusia di AS dalam pernyataannya.
AS sebelumnya mengatakan bahwa dunia akan menghadapi bahaya nuklir paling parah sejak Krisis Rudal Kuba pada 1962 gara-gara pernyataan Presiden Vladimir Putin selama konflik di Ukraina. Moskow sebaliknya mengatakan bahwa posisi mereka sudah disalahtafsirkan.
Putin, yang menganggap perang Ukraina sebagai pertarungan hidup-mati bagi Rusia dalam menghadapi agresi Barat, berkali-kali mengingatkan bahwa Rusia akan mengerahkan segala jenis senjata untuk mempertahankan diri. Rusia adalah pemilik senjata nuklir terbanyak di dunia.
Senjata nuklir taktis digunakan di medan tempur dan biasanya memiliki efek lebih kecil dibandingkan senjata nuklir strategis yang dirancang untuk menghancurkan kota.
Kedubes Rusia menyebut kecaman AS terhadap rencana Moskow untuk menempatkan senjata itu munafik. Mereka mengatakan "sebelum menyalahkan orang lain, Washington harus melakukan introspeksi".
"AS selama berpuluh-puluh tahun menjaga gudang besar senjata nuklir di Eropa. Bersama para sekutunya di NATO, mereka ikut mengatur senjata nuklir dan melatih banyak skenario penggunaan senjata nuklir terhadap negara kami."
AS mengerahkan senjata nuklir di Eropa Barat sejak Presiden Dwight D Eisenhower mengizinkannya selama Perang Dingin sebagai respons terhadap ancaman Uni Soviet.
Senjata nuklir AS di Eropa untuk pertama kali ditempatkan di Inggris pada 1954.
Penempatan senjata nuklir AS di Eropa saat ini dirahasiakan, tetapi Federasi Ilmuwan AS meyakini bahwa AS memiliki 100 senjata nuklir taktis jenis B61 di Eropa, yang tersebar di Italia, Jerman, Turki, Belgia dan Belanda. Sumber: Reuters
Baca juga: Medvedev: Pasokan senjata ke Ukraina perbesar kans "kiamat nuklir"
Baca juga: Rusia rilis daftar hitam 500 warga AS, termasuk Obama, memasuki Rusia
Rusia pada Kamis mengatakan bahwa mereka bersiap menempatkan senjata nuklir di luar perbatasannya untuk pertama kali sejak Uni Soviet runtuh pada 1991. Presiden Belarus Alexander Lukashenko menegaskan bahwa senjata itu sudah dalam proses penempatan.
Biden pada Jumat mengatakan bahwa ia bereaksi "sangat negatif" terkait laporan bahwa Rusia telah melangkah jauh dengan rencana menempatkan senjata nuklir taktis di Belarus. Departemen Luar Negeri AS menyatakan bahwa mereka mengecam rencana Rusia itu.
"Adalah hak kedaulatan Rusia dan Belarus untuk memastikan keamanan dengan cara yang kami anggap perlu di tengah perang strategi skala besar yang dilancarkan Washington terhadap kami," kata Kedutaan Besar Rusia di AS dalam pernyataannya.
AS sebelumnya mengatakan bahwa dunia akan menghadapi bahaya nuklir paling parah sejak Krisis Rudal Kuba pada 1962 gara-gara pernyataan Presiden Vladimir Putin selama konflik di Ukraina. Moskow sebaliknya mengatakan bahwa posisi mereka sudah disalahtafsirkan.
Putin, yang menganggap perang Ukraina sebagai pertarungan hidup-mati bagi Rusia dalam menghadapi agresi Barat, berkali-kali mengingatkan bahwa Rusia akan mengerahkan segala jenis senjata untuk mempertahankan diri. Rusia adalah pemilik senjata nuklir terbanyak di dunia.
Senjata nuklir taktis digunakan di medan tempur dan biasanya memiliki efek lebih kecil dibandingkan senjata nuklir strategis yang dirancang untuk menghancurkan kota.
Kedubes Rusia menyebut kecaman AS terhadap rencana Moskow untuk menempatkan senjata itu munafik. Mereka mengatakan "sebelum menyalahkan orang lain, Washington harus melakukan introspeksi".
"AS selama berpuluh-puluh tahun menjaga gudang besar senjata nuklir di Eropa. Bersama para sekutunya di NATO, mereka ikut mengatur senjata nuklir dan melatih banyak skenario penggunaan senjata nuklir terhadap negara kami."
AS mengerahkan senjata nuklir di Eropa Barat sejak Presiden Dwight D Eisenhower mengizinkannya selama Perang Dingin sebagai respons terhadap ancaman Uni Soviet.
Senjata nuklir AS di Eropa untuk pertama kali ditempatkan di Inggris pada 1954.
Penempatan senjata nuklir AS di Eropa saat ini dirahasiakan, tetapi Federasi Ilmuwan AS meyakini bahwa AS memiliki 100 senjata nuklir taktis jenis B61 di Eropa, yang tersebar di Italia, Jerman, Turki, Belgia dan Belanda. Sumber: Reuters
Baca juga: Medvedev: Pasokan senjata ke Ukraina perbesar kans "kiamat nuklir"
Baca juga: Rusia rilis daftar hitam 500 warga AS, termasuk Obama, memasuki Rusia
Penerjemah: Atman Ahdiat
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023
Tags: