Jakarta (ANTARA) - Direktur Presiden Prudential Syariah Omar S. Anwar mengatakan, digitalisasi merupakan salah satu strategi Prudential Indonesia serta Prudential Syariah guna tingkatkan literasi keuangan masyarakat.

Menurutnya, selain pemanfaatan teknologi agar produk lebih mudah dijangkau oleh semua masyarakat, digitalisasi dalam produk Prudential juga dianggap mampu menciptakan model bisnis yang berkelanjutan.

“Di Prudential, digitalisasi sudah kita mulai sejak lama. Jadi saat ini, kami dalam proses penjualan sudah 100 persen digital. Para agen kami sudah memiliki tools untuk penjualan itu seperti ada PruForce. Kalau dulu kan masih pakai kertas ya, kalau sekarang sudah digital. Kemudian kita juga punya PRUservice, jadi kalau yang mau lihat polisnya, perubahan alamat, mau upgrade, semua bisa dilakukan sendiri melalui PRUservice, tentunya dibantu dengan agen,” kata Omar di Jakarta, Jumat.

Selain digitalisasi, Prudential juga mengungkapkan inovasi dan kolaborasi sebagai dua strategi lainnya yang saat ini tengah difokuskan untuk mendorong literasi keuangan, khususnya asuransi kepada masyarakat.

Kemudian strategi selanjutnya yakni kolaborasi dengan berbagai pihak untuk memperluas jejaring sekaligus memperkenalkan produk tertentu.

"Kita juga mengajak organisasi-organisasi untuk berkolaborasi karena produk asuransi sangat baik apabila dipasarkan melalui kolaborasi. Pada 2022 lalu, kita pernah kolaborasi dengan PBNU,” kata Omar.

Direktur Presiden Prudential Indonesia Michellina Laksmi Triwardhany menjelaskan terus dilakukannya inovasi akan produk serta layanan sangat berperan penting untuk meningkatkan literasi nasabah.

Saat ini, Prudential Indonesai baru meluncurkan dua produk PAYDI nya, yakni Asuransi Jiwa PRULink NextGen (PRULink NextGen) dan Asuransi Jiwa PRULink NextGen Syariah (PRULink NextGen Syariah).

Ia mengatakan salah satu inovasi yang terdapat pada produk, yaitu menyiapkan penjelasan produk untuk nasabah dalam format video. Hal tersebut menyesuaikan target pasar generasi muda yang lebih menyukai menonton tayangan video.

"Yang tak kalah penting adalah konsultasi dengan tenaga pemasaran kami. Jadi tenaga pemasaran di Prudential itu terus kita tambah ilmunya, terutama kalau ada produk baru ya. Tenaga pemasar, kami terus-menerus membekali dengan latihan. Bahkan sepanjang 2022, per satu tenaga pemasar itu ditraining kurang lebih 30 jam loh, karena kami memastikan bahwa tenaga pemasaran kami bisa memberikan advice," ungkap Michellina.

Ia optimistis dengan adanya Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SE OJK) nomor 5 tahun 2022 tentang perbaikan praktik pemasaran, transparansi informasi, dan tata kelola aset PAYDI. Menurutnya, transparansi memang harus menjadi poin utama pihak asuransi dalam memprioritaskan keamanan nasabahnya.

Baca juga: Premi gabungan Prudential Indonesia dan Syariah tumbuh double digit
Baca juga: Prudential - Bank Mandiri kerjasama layanan klaim kesehatan
Baca juga: Prudential: Tata kelola baik jaga keberlanjutan perusahaan asuransi
Baca juga: Prudential Syariah fokus meningkatkan pangsa pasar usai "spin off"