Jakarta (ANTARA) - United Nations Development Programme (UNDP) bersama dengan Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM melakukan serah terima aset dua pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) di Kabupaten Kerinci, Jambi.

Head of the Innovative Financing Lab UNDP Didi Hardiana mengatakan pembangunan PLTMH itu menjadi upaya UNDP untuk mencapai salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), yakni menjamin akses pada energi yang murah, dapat diandalkan, berkelanjutan, dan modern untuk semua.

"Dengan mekanisme pembiayaan inovatif (blended funding) yang melibatkan Kementerian ESDM, Baznas, dan Bank Jambi, PLTMH Jambi diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup warga Desa Lubuk Bangkar dan Desa Renah Kasah dan turut berkontribusi dalam meningkatkan rasio elektrifikasi nasional," ujar Didi dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Penyerahan aset juga dilakukan bersama Baznas dan Bank Jambi melalui proyek Market Transformation for Renewable Energy and Energy Efficiency (MTRE3) memberikan dukungan terhadap pembangunan dua PLTMH di Desa Lubuk Bangkar dan Desa Renah Kasah, Kabupaten Kerinci, Jambi dengan mekanisme pendanaan yang bersumber dari Global Environment Facility (GEF).

Adapun kegiatan serah terima aset PLTMH Jambi kepada perangkat desa dilaksanakan di Desa Renah Kasah, Kecamatan Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Jambi, Jumat.

Sekretaris Ditjen EBTKE Kementerian ESDM Sahid Junaid mengatakan saat ini rasio elektrifikasi dan desa berlistrik mencapai 99,63 persen dengan target mencapai 100 persen dalam waktu dekat. Pembangunan PLTMH itu merupakan salah satu upaya strategis, untuk mencapai target tersebut.

"Langkah peningkatan akses energi di desa bukan hal yang mudah, butuh dukungan berbagai stakeholder, juga mitra luar negeri seperti UNDP yang membantu melihat potensi daerah setempat. Pembangunan PLTMH juga sejalan dengan arah kebijakan nasional, yakni transisi dari (energi) fosil ke (energi) minim emisi dan ramah lingkungan," kata Said.

Sebelumnya, PLTMH Desa Renah Kasah telah beroperasi sejak 2020 dengan kapasitas 60 kilowatt (kW). Kapasitas tersebut telah berhasil mengalirkan listrik kurang lebih ke 100 kepala keluarga dengan sisa 20.000 watt (mencukupi untuk 5-10 tahun ke depan).

Sementara di Desa Lubuk Bangkar, PLTMH telah beroperasi sejak 2018 dengan kapasitas yang sama (60 kW). Dengan kapasitas tersebut, PLTMH mampu menerangi 283 rumah dan memenuhi keperluan listrik masyarakat selama 24 jam.

Dua PLTMH tersebut juga turut berkontribusi terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 1.118 ton CO2 eq. Selain rumah, PLTMH juga mengalirkan listrik untuk dua sekolah, enam masjid, satu kantor desa, dan enam fasilitas kesehatan setempat.

"Dulu, masyarakat pakai senter dan obor ke masjid, mushala, dan ke sungai untuk buang air besar. Sekarang dengan adanya lampu jalan masyarakat merasa terbantu karena sungai-sungai tempat pemandian sudah diterangi lampu PLTMH," kata Kepala Desa Lubuk Bangkar Radinal Muhtar.

Adapun proyek PLTMH tersebut didanai dengan pembiayaan inovatif (blended funding) sebesar total Rp4,79 miliar dengan melibatkan program corporate social responsibility (CSR) Bank Jambi, dana zakat BAZNAS, dan hibah UNDP.

Pembiayaan proyek juga menggabungkan finansial Islami (asnaf mustahik) dengan desa terpilih. Pola pembiayaan inovatif ini diharapkan dapat mendorong kekuatan finansial yang sudah ada selama ini, yakni APBN atau APBD.

UNDP melalui MTRE3 telah memberikan pelatihan teknis di dua desa tersebut untuk memastikan PLTMH dapat berfungsi dengan baik, di antaranya pelatihan jaringan listrik di setiap rumah dan pemasangan instalasi agar PLTMH mendapatkan perawatan sesuai panduan.

Dalam pemakaiannya, masyarakat pun wajib menaati peraturan desa (perdes) tentang PLTMH.

Sebelumnya, UNDP melalui proyek MTRE3 juga telah memfasilitasi proyek revitalisasi tiga PLTMH di Jambi, yaitu di Desa Ngaol, Desa Air Liki, dan Desa Air Liki Baru dengan total 120 kW.
Baca juga: Gandeng UNDP, Ditjen EBTKE bangun PLTMH di Jambi