Jakarta (ANTARA) - Pemerintah optimistis target penurunan angka stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024 bisa tercapai dengan kondisi pandemi COVID-19 sudah mereda dan efektifnya Peraturan Presiden Nomor 72/2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.

“Kalau pakai akal sehat mestinya bisa (mencapai target 14 persen). Karena (tahun lalu turun) 2,8 persen itu dicapai pada saat pandemi COVID-19, dan Perpres stunting belum efektif. Sekarang Perpres stunting sudah efektif, pandemi sudah tidak ada,” kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy usai mengikuti Rapat Percepatan Penurunan Stunting di Istana Wapres, Jakarta, Kamis.

Baca juga: Wapres minta TPPS buat terobosan untuk capai target penurunan stunting

Pemerintah menargetkan penurunan stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024. Berdasarkan data, angka stunting tahun 2022 turun sebesar 2,8 persen menjadi 21,6 persen.

"Untuk mencapai target 14 persen pada tahun 2024 diperlukan penurunan 7,6 persen dalam dua tahun ke depan, atau harus turun 3,8 persen per tahun hingga 2024," katanya.

Muhadjir menyampaikan bahwa tantangan yang mesti diperhitungkan saat ini dalam percepatan penurunan stunting menyangkut tahun politik.

Baca juga: Kemenko PMK: Pencegahan stunting harus dilakukan sejak masa kehamilan

Dia mengatakan ada beberapa kasus di daerah di mana penggerak percepatan penurunan stunting merupakan wakil kepala daerah dan memicu kecemburuan dari kepala daerah pada tahun politik.

“Memang variabel yang harus dihitung adalah tahun politik. Sekarang misalnya pada beberapa kasus yang menjadi penggerak itu adalah wakil gubernur, wakil wali kota, wakil bupati. Nah, ini banyak gubernur yang iri, kenapa bukan saya untuk menangani stunting,” kata Muhadjir.

Baca juga: Menko Muhadjir: Penanganan stunting tak boleh berhenti

Meskipun demikian, Muhadjir menyampaikan bahwa pemerintah akan mengupayakan agar penurunan angka stunting 2023 minimal mencapai 3,8 persen.