Wapres apresiasi pertemuan NU dan Muhammadiyah cegah polarisasi pemilu
25 Mei 2023 19:18 WIB
Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat memimpin Rapat Terbatas Tingkat Menteri untuk Percepatan Penurunan Stunting Triwulan I Tahun Anggaran 2023, di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (25/5/2023). ANTARA/HO-BPMI Setwapres/am.
Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengapresiasi pertemuan dua organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, dalam upaya mencegah potensi polarisasi dalam Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak 2024.
"Saya kira bagus sekali, ya. Memang kan di kita itu kan selain partai, juga ada kelompok strategis masyarakat terutama ormas-ormas," kata Ma'ruf Amin dalam keterangannya usai memimpin Rapat Percepatan Pencegahan Stunting di Jakarta, Kamis.
Ma'ruf Amin menilai pertemuan serupa semestinya juga dilakukan ormas lain untuk mencegah terjadinya pembelahan di masyarakat menjelang atau saat Pemilu 2024.
"Ormas ini bukan hanya NU, Muhammadiyah, sebaiknya memang semua ormas itu juga mengadakan pertemuan bersama untuk mencegah terjadinya polarisasi dan pembelahan masyarakat. Ya, supaya ini terus dijaga bangsa ini, peran dari pada kelompok strategis masyarakat ormas itu saya kira menjadi penting," tuturnya.
Baca juga: Muhammadiyah dan NU sepakat dorong ekonomi berkeadilan di Indonesia
NU dan Muhammadiyah sepakat menyerukan kepemimpinan moral menjelang Pemilu 2024.
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf, dalam pertemuan di Jakarta, Kamis, menyatakan dalam politik perlu ada kepemimpinan moral supaya tidak disetir dengan kepentingan-kepentingan pragmatis.
Yahya mengatakan ke depannya PBNU dan Muhammadiyah akan melanjutkan berbagai diskusi untuk menindaklanjuti hasil pertemuan tersebut. PBNU juga berkomitmen untuk melakukan kompetisi politik secara bermoral dengan lebih bersih serta tidak menimbulkan perpecahan dalam masyarakat.
Sementara itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan kepemimpinan moral diharapkan dapat menjadikan Pemilu 2024 lebih bermartabat.
Kepemimpinan moral itu, menurut Haedar, melahirkan arah dan visi kebangsaan yang jelas, sehingga kontestasi politik tidak berupa ajang mencapai kekuasaan semata.
Baca juga: NU dan Muhammadiyah serukan kepemimpinan moral pada Pemilu 2024
"Saya kira bagus sekali, ya. Memang kan di kita itu kan selain partai, juga ada kelompok strategis masyarakat terutama ormas-ormas," kata Ma'ruf Amin dalam keterangannya usai memimpin Rapat Percepatan Pencegahan Stunting di Jakarta, Kamis.
Ma'ruf Amin menilai pertemuan serupa semestinya juga dilakukan ormas lain untuk mencegah terjadinya pembelahan di masyarakat menjelang atau saat Pemilu 2024.
"Ormas ini bukan hanya NU, Muhammadiyah, sebaiknya memang semua ormas itu juga mengadakan pertemuan bersama untuk mencegah terjadinya polarisasi dan pembelahan masyarakat. Ya, supaya ini terus dijaga bangsa ini, peran dari pada kelompok strategis masyarakat ormas itu saya kira menjadi penting," tuturnya.
Baca juga: Muhammadiyah dan NU sepakat dorong ekonomi berkeadilan di Indonesia
NU dan Muhammadiyah sepakat menyerukan kepemimpinan moral menjelang Pemilu 2024.
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf, dalam pertemuan di Jakarta, Kamis, menyatakan dalam politik perlu ada kepemimpinan moral supaya tidak disetir dengan kepentingan-kepentingan pragmatis.
Yahya mengatakan ke depannya PBNU dan Muhammadiyah akan melanjutkan berbagai diskusi untuk menindaklanjuti hasil pertemuan tersebut. PBNU juga berkomitmen untuk melakukan kompetisi politik secara bermoral dengan lebih bersih serta tidak menimbulkan perpecahan dalam masyarakat.
Sementara itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan kepemimpinan moral diharapkan dapat menjadikan Pemilu 2024 lebih bermartabat.
Kepemimpinan moral itu, menurut Haedar, melahirkan arah dan visi kebangsaan yang jelas, sehingga kontestasi politik tidak berupa ajang mencapai kekuasaan semata.
Baca juga: NU dan Muhammadiyah serukan kepemimpinan moral pada Pemilu 2024
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023
Tags: