Cirebon (ANTARA) - Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Jawa Barat Dudi Bahrudi mengatakan pada musim giling tahun 2023, luas areal lahan tebu milik petani mengalami peningkatan bila dibandingkan tahun sebelumnya.

"Kalau kami mendata ada kenaikan luas lahan tebu lebih dari 800 hektare," kata Dudi saat dihubungi melalui sambungan telepon seluler, Kamis.

Dudi mengatakan di Jawa Barat, hanya ada dua pabrik gula yang bisa menggiling tebu milik petani, yaitu di PG Tersana Baru, dan PG Sindanglaut, di mana keduanya merupakan pabrik milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PG Rajawali II.

Menurutnya para petani tebu memang sangat tergantung pada dua pabrik tersebut, sehingga ketika PG Sindanglaut tidak beroperasi pada 2020 lalu, para petani juga beralih ke tanaman lain.

Sehingga areal lahan yang biasa ditanami tebu terus mengalami penyusutan cukup parah, dan itu terbukti dari menurunnya produksi gula perusahaan PG Rajawali II.

"Namun setelah adanya rencana dan akan dibuka kembali PG Sindanglaut, para petani kembali semangat untuk menanam tebu," tuturnya.

Ia menjelaskan dioperasikannya kembali PG Sindanglaut menjadi angin segar bagi para petani, karena mereka tidak harus menambah ongkos angkut yang cukup tinggi untuk menggiling tebu ke PG Tersana Baru.

Sehingga lanjut Dudi, petani berkomitmen untuk terus dapat memenuhi bahan baku PG Sindanglaut, agar perusahaan induk pabrik tersebut tidak lagi menutup.

"Kami tentu akan berkomitmen untuk terus mengisi bahan bakunya, dengan terus menanam tebu," katanya.

Ia menambahkan petani juga berharap agar harga gula semakin baik untuk para petani, mengingat saat ini Indonesia masih melakukan impor, dan seharusnya gula petani dapat bersaing dengan impor.

"Kami juga berharap bisa swasembada gula, asalkan harga gula juga berpihak kepada petani," kata Dudi.

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PG Rajawali II Cirebon Karpo Budiman Nursi mengatakan pada tahun 2023, perusahaan berupaya meningkatkan produksi gula mencapai 87 ribu ton, guna mencoba memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah itu.

Adanya peningkatan target tersebut kata Karpo, setelah produksi gula di Jawa Barat, dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan, di mana pada tahun 2021 produksi gula berada di angka 54 ribu ton.

Kemudian lanjut Karpo, pada tahun 2022 produksi gula mengalami peningkatan hingga mencapai 70 ribu ton, sehingga di musim giling tahun 2023 target itu ditambah menjadi 87 ribu ton.

"Dari tahun ke tahun produksi gula mengalami peningkatan, di tahun lalu kami memproduksi 70 ribu ton gula," katanya.


Baca juga: Perhutani manfaatkan hutan untuk mewujudkan swasembada gula nasional

Baca juga: Kementan sebut hanya 30 persen pabrik gula miliki kebun tebu