Washington (ANTARA News) - Semua pantai AS sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim seperti naiknya permukaan air laut, gempuran erosi dan banjir, demikian laporan baru yang dikeluarkan Senin (28/1).

Laporan tersebut --Coastal Impacts, Adaptation, and Vulnerabilities-- mengatakan daerah yang paling terpengaruh adalah daerah dataran rendah dengan lebih banyak penduduk di pantai AS sepanjang Teluk Meksiko, Mid-Atlantik, Alaska utara, Hawaii dan wilayah kepulauan.

Dan resiko keuangan yang berkaitan dengan asuransi swasta serta resiko masyarakat diperkirakan meningkat drastis.

Laporan itu, yang disusun oleh para ahli dan ilmuwan terkemuka, menekankan perlunya peningkatan koordinasi serta perencanaan guna memastikan masyarakat pantai AS tahan terhadap dampak perubahan iklim.

"Peningkatan kekuatan peristiwa cuaca ekstrem seperti badai Sandy dan Katrina, ditambah dengan naiknya permukaan air laut serta dampak peningkatan pembangunan oleh manusia di sepanjang pantai, dapat mempengaruhi daya tahan banyak masyarakat pantai serta sumber daya alam," kata Virginia Burkett --dari US Geological Survey dan penulis bersama laporan tersebut.

Para penulis laporan itu juga menekankan topan memicu banjir dan naiknya permukaan air laut menimbulkan ancaman besar bagi prasarana negara serta swasta yang menyediakan energi, pengolahan limbah, air bersih serta transportasi manusia dan barang, lapor Xinhua. Semua faktor itu meningkatkan ancaman terhadap kesehatan masyarakat, keselamatan dan lapangan kerja di daerah pantai.

Pada 2012, Amerika Serikat mengalami 11 bencana cuaca yang masing-masing mengakibatkan kerugian satu miliar dolar AS dalam bentuk kerusakan dan lain-lain. Di antara penyebab bencana itu adalah Badai Katrina dan Isaac serta tornado maut di Great Plains, Texas dan Lembah Ohio.

Para ilmuwan memperingatkan kondisi semacam itu hanyalah permulaan dari apa yang akan datang akibat perubahan iklim dan menyarankan aksi perubahan cepat guna membatasi dampak tersebut. (C003)