Jakarta (ANTARA) - Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Wilayah Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta melalui program Olahrasa.

Olahrasa adalah upaya Pemerintah dan masyarakat dalam membangun wadah kerja bersama untuk melahirkan dan memanfaatkan ruang-ruang keragaman berekspresi, dialog antarbudaya, serta inisiatif dan partisipasi inovatif yang dikelola bersama baik di tingkat warga, pemerintah Kota/Kabupaten, Provinsi dan Pusat.

“Dalam program Olarasa terdapat rangkaian kegiatan yang bertujuan memfasilitasi ekosistem kebudayaan sebagai garda terdepan pemajuan kebudayaan Indonesia,” kata Koordinator Layanan Kerja Sama, Kehumasan, Data dan Kearsipan Ditjen Kebudayaan Kemdikbudristek Darmawati di Jakarta, Rabu.

Olahrasa merupakan upaya memberikan ruang kepada potensi budaya lokal untuk memberikan inovasi dan solusi atas permasalahan yang terjadi dalam rangka menciptakan ketahanan budaya dan menumbuhkembangkan kebanggaan atas kebudayaan bangsa.

Kegiatan di dalam Olahrasa ini juga berupaya mengaktifkan dan memanfaatkan ruang-ruang publik yang ada di daerah sekaligus meningkatkan kapasitas kegiatan-kegiatan yang telah ada.

Kegiatan Olahrasa melibatkan pemangku kepentingan kebudayaan termasuk organisasi perangkat daerah, perguruan tinggi, sekolah-sekolah, komunitas, sanggar serta entitas kebudayaan yang ada di daerah masing-masing.

Program Olahrasa di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu diselenggarakan melalui kegiatan pelatihan Qasidah dan konten media sosial terhadap warga setempat baik bagi para orang tua maupun generasi muda.

Pelatihan Qasidah dan media sosial dilakukan setelah warga setempat mengajukan kesenian atau kegiatan yang dipilih kepada Kemendikbudristek untuk bisa masuk dalam program Olahrasa.



Setelah warga mengajukan kegiatan Qasidah maka Kemendikbudristek membentuk tim identifikasi untuk memetakan informasi mengenai potensi kebudayaan, pelaku budaya, ruang publik, ekosistem pemajuan kebudayaan potensial untuk diperkuat dan dikembangkan.

Hasil pemetaan itu menjadi dasar tim konten dari Kemendikbudristek bersama pemangku kepentingan setempat untuk merancang kegiatan pemajuan kebudayaan yang relevan dengan kebutuhan wilayahnya.

Kemendikbudristek pun akhirnya menyetujui Qasidah sebagai kegiatan dalam program Olahrasa untuk warga Pulau Pramuka yang pada akhirnya sekaligus disertakan pelatihan media sosial bagi generasi muda setempat.

Warga Pulau Pramuka sendiri sudah rutin melakukan kegiatan pelatihan Qasidah namun hanya secara otodidak sehingga mereka belum mengetahui teknik dan cara yang benar.

Sementara itu, melalui program Olahrasa ini maka Kemendikbud mencoba memberi fasilitator baik berupa budayawan atau pelatih Qasidah untuk warga Pulau Pramuka agar kebudayaan Qasidah di wilayah ini lebih terarah dan bermanfaat.

Tidak hanya pelatih, Kemendikbudristek juga memberi bantuan berupa sarana dan prasarana agar semakin menunjang para warga setempat untuk bisa memaksimalkan pelatihan Qasidah.

Pelatihan Qasidah dan konten media sosial pun memanfaatkan ruang publik karena program Olahrasa menyasar pada aktivasi ruang atau place-making di berbagai Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA).

“Fasilitas Qasidah kita seadanya, pengetahuan masyarakat soal seni ini juga terbatas. Itu kelemahannya. Sehingga rata-rata yang berkembang itu secara otodidak,” kata Koordinator Tim Penggerak Lokal Mahariah.

Mahariah yang merupakan warga asli Pulau Pramuka bercerita bahwa belajar Qasidah secara otodidak terpaksa dilakukan mengingat sangat sulit mencari pelatih profesional karena mayoritas berada di pusat Jakarta.

Padahal warga lokal ingin bisa mengembangkan Qasidah mengingat kesenian ini sudah sangat menyatu dengan kehidupan sehari-hari bagi masyarakat Pulau Pramuka secara turun temurun.

Oleh sebab itu, Mahariah menilai program Olahrasa Kemendikbudristek ini sangat bermanfaat karena warga Pulau Pramuka ingin dapat berkontribusi dalam acara-acara besar di DKI Jakarta maupun mengikuti kompetisi.

“Harapan kita juga bisa ikut kompetisi lah karena capaian kita harus ada juga,” katanya.

Baca juga: Kemendikbud fasilitasi pendidikan kepercayaan Marapu di Sumba Timur
Baca juga: Kemendikbudristek sosialisasikan Kurikulum Merdeka kepada pendidik KBB