Mensos bersyukur penggeledahan KPK buktikan integritas kinerjanya
24 Mei 2023 18:54 WIB
Menteri Sosial Tri Rismaharini usai konferensi tentang penggeledehan gedung Kementerian Sosial oleh KPK di Jakarta, Rabu (24/5/2023). ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/foc/aa.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Sosial Tri Rismaharini mengaku bersyukur dengan kejadian penggeledahan yang dilakukan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Kantor Kementerian Sosial (Kemensos) dapat membuktikan integritas kinerjanya.
Mensos Risma di Jakarta, Rabu, mengatakan berbekal pengalamannya saat masih berstatus pegawai negeri sipil (PNS) di Kota Surabaya, dia merintis e-goverment dalam upaya melaksanakan transparansi anggaran.
Program e-goverment ia lakukan pada saat menjadi Kepala Bapenda Surabaya hingga Kabag Bina Pembangunan Kota Surabaya, karena memegang anggaran pemerintah kota hampir sebesar 50 persen.
Hal itulah yang menjadikannya lebih mengerti tentang mekanisme anggaran pemerintahan.
Sehingga, diketahuinya hal yang dianggapnya janggal seperti adanya dugaan korupsi penyaluran bantuan sosial (bansos) beras tahun 2020 di Direktorat Jendral Pemberdayaan Sosial, yang mana penyelenggaraan bansos beras seharusnya menjadi tugas dan fungsi Direktorat Perlindungan Jaminan Sosial, menjadi salah satu hal yang disyukurinya.
"Makanya disini temen-temen Kemensos bersyukur pada kejadian kemarin. Mungkin bagi orang lain itu aib. Tapi saya bersyukur. Kenapa? Saya biar mudah mengingatkan temen-temen Kemensos," kata dia.
Mensos Risma mengaku senang apabila e-goverment yang dia terapkan di Kemensos dapat membuka mata para jajarannya tentang apa yang dia inginkan dalam kebijakan penggunaan anggaran.
Sejak awal menjadi Menteri Sosial, Risma mengakui dirinya memikul beban untuk lebih bertanggung jawab mengurusi orang miskin. Pun saat menjadi Wali Kota Surabaya, tidak ada niat sedikitpun ia ingin memainkan anggaran.
Salah satu contoh keberhasilan yang dialaminya saat membangun underpass Mayjen Sungkono di Kota Surabaya tanpa anggaran pemerintah kota. Hal tersebut terjadi karena para pengusaha memberikannya secara cuma-cuma.
"Kenapa? Karena mereka merasa saat saya menjadi Wali Kota, saya tidak pernah mengusik mereka, saya tidak pernah minta minta. Artinya saya diberikan hadiah underpass Mayjen Sungkono itu yang dulu selalu macet, sekarang lumayan lancar itu dari pengusaha. Saya nggak minta, mereka yang punya inisiatif, jadi tidak ada niat," kata dia.
Baca juga: Wapres: Penggeledahan Kementerian Sosial oleh KPK tak masalah
Baca juga: Kemensos kooperatif saat penggeledahan KPK soal korupsi bansos beras
Baca juga: Mensos tegaskan tak ada intervensi pada penggeledahan KPK di Kemensos
Mensos Risma di Jakarta, Rabu, mengatakan berbekal pengalamannya saat masih berstatus pegawai negeri sipil (PNS) di Kota Surabaya, dia merintis e-goverment dalam upaya melaksanakan transparansi anggaran.
Program e-goverment ia lakukan pada saat menjadi Kepala Bapenda Surabaya hingga Kabag Bina Pembangunan Kota Surabaya, karena memegang anggaran pemerintah kota hampir sebesar 50 persen.
Hal itulah yang menjadikannya lebih mengerti tentang mekanisme anggaran pemerintahan.
Sehingga, diketahuinya hal yang dianggapnya janggal seperti adanya dugaan korupsi penyaluran bantuan sosial (bansos) beras tahun 2020 di Direktorat Jendral Pemberdayaan Sosial, yang mana penyelenggaraan bansos beras seharusnya menjadi tugas dan fungsi Direktorat Perlindungan Jaminan Sosial, menjadi salah satu hal yang disyukurinya.
"Makanya disini temen-temen Kemensos bersyukur pada kejadian kemarin. Mungkin bagi orang lain itu aib. Tapi saya bersyukur. Kenapa? Saya biar mudah mengingatkan temen-temen Kemensos," kata dia.
Mensos Risma mengaku senang apabila e-goverment yang dia terapkan di Kemensos dapat membuka mata para jajarannya tentang apa yang dia inginkan dalam kebijakan penggunaan anggaran.
Sejak awal menjadi Menteri Sosial, Risma mengakui dirinya memikul beban untuk lebih bertanggung jawab mengurusi orang miskin. Pun saat menjadi Wali Kota Surabaya, tidak ada niat sedikitpun ia ingin memainkan anggaran.
Salah satu contoh keberhasilan yang dialaminya saat membangun underpass Mayjen Sungkono di Kota Surabaya tanpa anggaran pemerintah kota. Hal tersebut terjadi karena para pengusaha memberikannya secara cuma-cuma.
"Kenapa? Karena mereka merasa saat saya menjadi Wali Kota, saya tidak pernah mengusik mereka, saya tidak pernah minta minta. Artinya saya diberikan hadiah underpass Mayjen Sungkono itu yang dulu selalu macet, sekarang lumayan lancar itu dari pengusaha. Saya nggak minta, mereka yang punya inisiatif, jadi tidak ada niat," kata dia.
Baca juga: Wapres: Penggeledahan Kementerian Sosial oleh KPK tak masalah
Baca juga: Kemensos kooperatif saat penggeledahan KPK soal korupsi bansos beras
Baca juga: Mensos tegaskan tak ada intervensi pada penggeledahan KPK di Kemensos
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2023
Tags: