Kerugian akibat longsor Agam capai Rp8 miliar
28 Januari 2013 13:01 WIB
Sejumlah warga dan anggota TNI berada dilokasi longosr untuk mencari korban longsor yang masih tertimbun oleh material longsor, di Daerah Kapuang Dadok, Nagari Sungai Batang Kecamatan tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumbar, Minggu (27/1). Sedikitnya enam orang meninggal dunia, 17 orang masih dinyatakan hilang dan 12 unit rumah tertimbun material dalam musibah tanah longsor tesebut. (ANTARA/Arif Pribadi)
Lubukbasung, Sumbar (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam, Sumatera Barat mencatat kerugian materil akibat tanah longsor di Kampung Data, Nagari Sungai Batang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat diperkirakan mencapai Rp8 miliar.
Kerugian itu dihitung berdasarkan areal tanaman padi yang tertimbun longsor seluas tiga hektare, kerusakan jalan desa sepanjang 800 meter, kerusakan rumah 12 unit, perkebunan kacang tanah seluas dua hektare dan barang berharga lainnya. Demikian disampaikan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Agam Bambang Warsito di Lubukbasung, Senin.
"Ini baru hitungan sementara yang kita lakukan bersama sejumlah instansi terkait," kata Bambang Warsito.
Sedangkan banjir yang terjadi di Balingka, Kecamatan Ampek Koto, dan longsor di Malalak Kecamatan Malalak pada Sabtu belum didata namun dalam waktu dekat total kerugian akan diketahui.
Ia mengatakan, selain kerugian materil, bencana tanah longsor yang terjadi pada Minggu (27/1) juga mengakibatkan 20 orang tertimbun dan saat ini sudah ditemukan 11 orang di antaranya yakni, Nursinah (70), Juliati (26), Martini (65), Tarajudin (65), Asri (58), Indah (6), Dila (2), Kamal (1,5), Juliardi (25) dan Nurhaida (23).
Sembilan korban yang masih tertimbun di antaranya yakni, Bayar (70), Nursidah (65), Rosmi (75), Rani (8), Leni Marlina (11), Sinaro (40), Kamal (1,5), Nurhaida (23) dan Irwan (37), masih tertimbun dan tim masih melakukan pencarian.
Sedangkan korban luka-luka yakni Basri (58), Maryani, Syahrial (17), Syafrudin (54), Irwan (19), Sugianto (31), Leni Marlina (32).
"Sugianto saat ini masih dirawat di RSUP M Djamil Padang karena mengalami patah tulang pada bagian tulang lengan dan mengalami luka pada bagian kepala," tambahnya.
Dengan kejadian ini, pihaknya mengimbau agar masyarakat yang tinggal di dataran rendah dan di perbukitan agar meningkatkan kewaspadaan saat curah hujan tinggi.
"Ini bertujuan untuk meminimalisir korban jiwa," katanya.
(ANTARA)
Kerugian itu dihitung berdasarkan areal tanaman padi yang tertimbun longsor seluas tiga hektare, kerusakan jalan desa sepanjang 800 meter, kerusakan rumah 12 unit, perkebunan kacang tanah seluas dua hektare dan barang berharga lainnya. Demikian disampaikan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Agam Bambang Warsito di Lubukbasung, Senin.
"Ini baru hitungan sementara yang kita lakukan bersama sejumlah instansi terkait," kata Bambang Warsito.
Sedangkan banjir yang terjadi di Balingka, Kecamatan Ampek Koto, dan longsor di Malalak Kecamatan Malalak pada Sabtu belum didata namun dalam waktu dekat total kerugian akan diketahui.
Ia mengatakan, selain kerugian materil, bencana tanah longsor yang terjadi pada Minggu (27/1) juga mengakibatkan 20 orang tertimbun dan saat ini sudah ditemukan 11 orang di antaranya yakni, Nursinah (70), Juliati (26), Martini (65), Tarajudin (65), Asri (58), Indah (6), Dila (2), Kamal (1,5), Juliardi (25) dan Nurhaida (23).
Sembilan korban yang masih tertimbun di antaranya yakni, Bayar (70), Nursidah (65), Rosmi (75), Rani (8), Leni Marlina (11), Sinaro (40), Kamal (1,5), Nurhaida (23) dan Irwan (37), masih tertimbun dan tim masih melakukan pencarian.
Sedangkan korban luka-luka yakni Basri (58), Maryani, Syahrial (17), Syafrudin (54), Irwan (19), Sugianto (31), Leni Marlina (32).
"Sugianto saat ini masih dirawat di RSUP M Djamil Padang karena mengalami patah tulang pada bagian tulang lengan dan mengalami luka pada bagian kepala," tambahnya.
Dengan kejadian ini, pihaknya mengimbau agar masyarakat yang tinggal di dataran rendah dan di perbukitan agar meningkatkan kewaspadaan saat curah hujan tinggi.
"Ini bertujuan untuk meminimalisir korban jiwa," katanya.
(ANTARA)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013
Tags: