Banda Aceh (ANTARA News) - Petani kakao di Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh mengaku merugi pada musim panen awal tahun 2013, karena sebagian tanaman diserang hama dan jamur.

"Serangan hama dan jamur pada tanaman dan buah kakao mengakibatkan ribuan hektare lahan milik petani ada yang gagal panen," kata Ketua kelompok tani Mon Dara Baroe Padang Tijie, Kabupaten Pidie, M Nasir dihubungi dari Banda Aceh, Sabtu.

Dijelaskannya, kerugian petani tersebut akibat serangan hama dan jamur yang berdampak terhadap penurunan produksi hasil perkebunan milik petani di daerah salah satu sentra komoditas kakao di Aceh.

Ia mengatakan selama musim penghujan banyak tanaman dan buah kakao petani diserang penyakit busuk buah yang disebabkan jamur Phytophthora Palmivora.

Kemudian penyakit yang menyerang tanaman petani kakao yakni penggerek buah kakao atau PBK dan kepik penghisap buah (helopeltis).

"Hama dan penyakit ini sangat rentan terjadi pada musim lembab sehingga butuh perawatan ekstra guna mengantisipasi serangan hama dan jamur tersebut," katanya.

Karena itu, ia menyatakan, pihaknya berharap adanya perhatian pemerintah dalam upaya pendampingan yang lebih optimal kepada petani terutama saat musim lembab yang memungkinkan serangan hama lebih tinggi.

Ia menambahkan penurunan produksi di setiap penghasil biji kakao kering itu hampir sekitar 50 persen dibanding panen sebelum diserang hama.

"Rata-rata produksi kakao milik petani saat ini mencapai sekitar satu ton/hektare," katanya.

Pihaknya optimistis dengan adanya pendampingan yang memadai dari pemerintah maka upaya meningkatkan produksi dan kesejateraan petani dapat terwujud di masa mendatang.

Nasir juga menyarankan kepada seluruh petani agar dapat melakukan pemangkasan berat, sanitasi kebun dan melakukan pengasapan sore hari dalam mengatasi hama pada tanaman dan buah kakao.

"Kami juga berharap kepada seluruh petani juga dapat merawat dengan baik pada musim penghujan sebab tanaman dan buah kakao paling rentan diserang hama dan jamur," kata Nasir.

Provinsi Aceh memiliki lahan kakao produktif sekitar 70 ribu hektare yang tersebar di delapan kabupaten sentra kakao di antaranya Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Utara, Aceh Timur dan Aceh Tenggara.
(KR-IFL/H011)