"Nama pelapornya adalah Hartono SH, anggota (kelompok) Advokat Merdeka Pembela Rakyat atau Ampera," ujar Ketua Ampera, Muhammad Mualimin saat ditemui di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Metro Jaya, Senin.
Dalam hal ini Ampera melaporkan akun YouTube Menara Istana yang kontennya menyebarkan berita bohong.
Mualimin menyebutkan, pihaknya melaporkan akun tersebut karena dianggap telah menyebar berita bohong, karena menyebut institusi TNI mendukung salah satu bakal calon presiden (capres).Dalam hal ini Ampera melaporkan akun YouTube Menara Istana yang kontennya menyebarkan berita bohong.
"Di situ (video) mengandung unsur bahwa Panglima TNI itu seolah-olah memimpin apel ribuan mendukung Anies Baswedan sebagai Calon Presiden 2024," katanya.
Baca juga: Unggahan YouTube "Menara Istana" catut TNI dukung Anies hoaks
Mualimin menyatakan, video tersebut sudah pasti salah karena TNI haruslah netral dalam penyelenggaraan pemilu.Baca juga: Unggahan YouTube "Menara Istana" catut TNI dukung Anies hoaks
Laporan tersebut telah teregister pada Senin (22/5/2023), dengan nomor LP/B/2803/V/2023/SPKT/Polda Metro Jaya.
Dalam laporan itu, Mualimin menyebutkan, pemilik akun YouTube Menara Istana yang belum diketahui identitasnya itu melanggar Pasal 14 dan 15 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Hukum Pidana.
Mualimin membawa sejumlah barang bukti seperti tautan (link) video hoaks terhadap Panglima TNI dan institusi TNI di akun Menara Istana serta beberapa klarifikasi atas berita bohong itu.
"Yang dilaporkan itu kami belum tahu siapa pemilik akunnya. Yang jelas kami laporkan dengan ancaman pidana maksimalnya itu 10 tahun penjara," kata Mualimin.
Baca juga: PITA: Kinerja Heru tak bisa disamakan dengan gubernur sebelumnya
Sebelumnya, Pusat Penerangan TNI menyatakan video unggahan akun YouTube "Menara Istana" yang mencatut potongan-potongan video prajurit TNI, Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono dan Anies Baswedan merupakan kabar bohong (hoaks).Baca juga: PITA: Kinerja Heru tak bisa disamakan dengan gubernur sebelumnya
Dalam video berdurasi 8 menit 3 detik itu beberapa potongan video prajurit TNI dan Panglima TNI diedit menjadi latar narasi yang mendukung Anies Baswedan maju sebagai calon presiden pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.
Kepala Bidang Penerangan Umum (Kabidpenum) Pusat Penerangan TNI Kolonel Sus Aidil saat dikonfirmasi di Jakarta menegaskan bahwa TNI netral dan tidak mendukung calon/kandidat manapun dalam pemilihan umum sehingga isi video itu yang menunjukkan seolah-olah TNI mendukung salah satu bakal calon presiden merupakan kabar bohong.