Guangzhou (ANTARA) - Kalangan ilmuwan pada Minggu (21/5) menyerukan peningkatan kerja sama ilmu pengetahuan dan teknologi di Kawasan Teluk Besar (Greater Bay Area/GBA) Guangdong-Hong Kong-Makau maupun di seluruh dunia.

Kerja sama itu bertujuan untuk mengatasi tantangan-tantangan bersama, mulai dari perubahan iklim hingga penuaan populasi.

Para ilmuan menyampaikan pernyataan tersebut dalam Forum Sains Kawasan Teluk Besar yang dibuka pada Sabtu (20/5) di Guangzhou, ibu kota Provinsi Guangdong, China selatan. Sekitar 100 akademisi dan pakar terkemuka dari China dan sekitarnya menghadiri acara tersebut.

Presiden Universitas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Hong Kong Nancy Yuk-Yu Ip menyerukan untuk memaksimalkan kekuatan GBA sebagai pusat inovasi dan penggerak perekonomian guna bersiap menghadapi populasi yang menua.

"Kerja sama lintas disiplin, lintas wilayah, dan lintas sistem harus diperkuat," ujar Nancy.

China berencana membangun pusat inovasi dan teknologi global di GBA, yang menjadi rumah bagi banyak raksasa teknologi dan perusahaan rintisan atau start-up, serta memiliki kluster universitas dan fasilitas ilmiah yang semakin berkembang.

Dalam forum tersebut, peraih Nobel Samuel Chao Chung Ting menuturkan bahwa China memiliki banyak fisikawan eksperimental kelas dunia.

Ting mengatakan fisikawan China memiliki imajinasi, kapasitas, dan pengalaman untuk mengembangkan teknologi baru, memimpin kerja sama internasional, serta memberikan kontribusi penting bagi pengetahuan umat manusia.

Forum tersebut akan mengadakan 15 subforum yang diselenggarakan di sejumlah kota di Provinsi Guangdong, termasuk Guangzhou, Shenzhen, dan Foshan. Pelaksanaannya fokus pada ilmu kelautan, nanosains, fisika energi tinggi atau fisika partikel, manufaktur canggih, dan kecerdasan buatan (AI).