Pertamina siapkan skenario adaptasi tren penggunaan energi listrik
22 Mei 2023 18:31 WIB
Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis Pertamina New & Renewable Energi (Pertamina NRE) Fadli Rahman memberikan pemaparan dalam kegiatan Green Economic Forum yang dipantau secara virtual di Jakarta, Senin (22/5/2023). (ANTARA/Imamatul Silfia)
Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina sebagai penyedia bahan bakar minyak (BBM), menyiapkan sejumlah skenario untuk beradaptasi dengan tren penggunaan energi berbasis listrik.
“Kami menyiapkan beberapa strategi. Pertama, harus memastikan bahwa ketahanan energi Indonesia tetap tercapai,” kata Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis Pertamina New & Renewable Energi (Pertamina NRE) Fadli Rahman di Jakarta, Senin.
Terkait hal tersebut, Fadli menjelaskan Pertamina tetap tangguh dalam menyuplai bahan bakar meski penggunaan kendaraan listrik terus didorong. Sebab, pengguna kendaraan berbasis BBM masih lebih banyak dibandingkan dengan pengguna kendaraan berbasis listrik.
Dia mencontohkan bila penggunaan motor listrik saat ini berada di kisaran 40-45 ribu unit, namun penggunaan motor biasa masih sekitar 130 juta unit.
Kemudian, strategi berikutnya adalah dengan tetap berusaha menjaga profit perusahaan. Sebab, sambung Fadli, itu adalah tugas Pertamina sebagai bagian dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Baca juga: Obligasi Hijau Pertamina Geothermal kelebihan permintaan 8,25 kali
Baca juga: Pertamina memastikan keandalan sarana penyaluran BBM di Sulteng
Dalam hal itu, Fadli meyakini pendapatan Pertamina tidak akan banyak terpengaruh meski penggunaan kendaraan listrik makin masif ke depannya.
“Meski kita mencoba mendorong satu juta unit kendaraan listrik, dampaknya ke pendapatan Pertamina tidak banyak dalam jangka waktu 2030-2040,” jelas Fadli.
Fadli juga mengatakan saat ini bisnis suplai bahan bakar juga telah beradaptasi dengan prinsip berkelanjutan. Misalnya, bahan bakar solar atau diesel kini telah mengandung bio, seperti B30. Fadli meyakini hal itu juga akan terus meningkat secara bertahap.
Menurut Fadli, hal tersebut merupakan salah satu bentuk adaptasi bisnis bahan bakar dari sisi hilir.
Sementara dari sisi hulu, Fadli menjelaskan Pertamina akan mengembangkan kilang-kilang yang dapat mendukung produksi biofuel. Upaya itu tercermin pada kilang minyak di Cilacap maupun Plaju.
“Kami sudah bergerak ke arah sana dan ada beberapa yang sudah terbangun,” ujar Fadli.
Baca juga: Moeldoko: Pemerintah evaluasi mekanisme subsidi motor listrik
Baca juga: Moeldoko: Komitmen ekonomi hijau RI beri dampak nyata
“Kami menyiapkan beberapa strategi. Pertama, harus memastikan bahwa ketahanan energi Indonesia tetap tercapai,” kata Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis Pertamina New & Renewable Energi (Pertamina NRE) Fadli Rahman di Jakarta, Senin.
Terkait hal tersebut, Fadli menjelaskan Pertamina tetap tangguh dalam menyuplai bahan bakar meski penggunaan kendaraan listrik terus didorong. Sebab, pengguna kendaraan berbasis BBM masih lebih banyak dibandingkan dengan pengguna kendaraan berbasis listrik.
Dia mencontohkan bila penggunaan motor listrik saat ini berada di kisaran 40-45 ribu unit, namun penggunaan motor biasa masih sekitar 130 juta unit.
Kemudian, strategi berikutnya adalah dengan tetap berusaha menjaga profit perusahaan. Sebab, sambung Fadli, itu adalah tugas Pertamina sebagai bagian dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Baca juga: Obligasi Hijau Pertamina Geothermal kelebihan permintaan 8,25 kali
Baca juga: Pertamina memastikan keandalan sarana penyaluran BBM di Sulteng
Dalam hal itu, Fadli meyakini pendapatan Pertamina tidak akan banyak terpengaruh meski penggunaan kendaraan listrik makin masif ke depannya.
“Meski kita mencoba mendorong satu juta unit kendaraan listrik, dampaknya ke pendapatan Pertamina tidak banyak dalam jangka waktu 2030-2040,” jelas Fadli.
Fadli juga mengatakan saat ini bisnis suplai bahan bakar juga telah beradaptasi dengan prinsip berkelanjutan. Misalnya, bahan bakar solar atau diesel kini telah mengandung bio, seperti B30. Fadli meyakini hal itu juga akan terus meningkat secara bertahap.
Menurut Fadli, hal tersebut merupakan salah satu bentuk adaptasi bisnis bahan bakar dari sisi hilir.
Sementara dari sisi hulu, Fadli menjelaskan Pertamina akan mengembangkan kilang-kilang yang dapat mendukung produksi biofuel. Upaya itu tercermin pada kilang minyak di Cilacap maupun Plaju.
“Kami sudah bergerak ke arah sana dan ada beberapa yang sudah terbangun,” ujar Fadli.
Baca juga: Moeldoko: Pemerintah evaluasi mekanisme subsidi motor listrik
Baca juga: Moeldoko: Komitmen ekonomi hijau RI beri dampak nyata
Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023
Tags: