Jakarta (ANTARA) - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyiapkan berbagai upaya untuk menghadapi potensi dampak kekeringan dari fenomena El Nino pada Juni 2023, termasuk kemungkinan impor beras agar stok di dalam negeri mencukupi.

Zulhas, sapaan akrabnya, ketika ditemui di lingkungan Istana Negara, Jakarta, Senin, mengatakan telah melakukan upaya antarpemerintah (G to G) untuk menjaga ketersediaan beras agar dapat memenuhi kebutuhan nasional di tengah cuaca panas saat ini dan El Nino pada Juni 2023 yang dapat menurunkan produksi pangan.

“Beras kita harus G to G (antarpemerintah) memesan barang dari sekarang, agar itu menjadi stok kita sehingga nanti kalau kita kurang, itu tersedia. Begitu juga hasil pertanian lainnya,” kata Zulhas.

Baca juga: Mendag buka opsi subsidi jagung untuk kendalikan harga telur

Terkait impor beras, dia mengatakan, akan diberlakukan jika pada saatnya memang diperlukan untuk menjaga stok nasional. '"Iya, kalau diperlukan," ujar dia.

Di Malaysia, ujar Zulhas, fenomena El Nino yang memicu kekeringan telah menjadi salah satu penyebab “panic buying” masyarakat terhadap air minum.

“Menyikapi El Nino ini, yang seperti Malaysia saja sudah rebutan air minum. Di India juga suasana panas, yang juga ada beberapa perubahan kita ikuti perkembangannya. Di China juga gitu ya,” ujar Zulhas.

Baca juga: Pengamat puji Kementan siapkan program antisipasi El Nino

Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian juga mengingatkan pemerintah daerah agar mewaspadai fenomena El Nino sehingga pengendalian inflasi tidak terganggu.

Menurut Tito, sejumlah lembaga memprediksi Indonesia bakal mengalami fenomena cuaca yang dapat mengakibatkan kekeringan dan berkurangnya sumber air bersih di beberapa wilayah itu.

Kementerian Pertanian (Kementan) membentuk gugus tugas dalam menghadapi El Nino yang diprediksi terjadi sekitar Juni dan semakin intens pada Agustus nanti.

”Saya meminta untuk dibentuk gugus tugas di setiap wilayah. Kita semua harus duduk bersama untuk merumuskan semuanya, dimulai dari pemetaan wilayah, konsep kelembagaan, hingga rencana aksinya,” ungkap Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo, Senin.