Laporan dari Kuala Lumpur
PBNU resmikan pesantren pertamanya di luar negeri di Malaysia
22 Mei 2023 16:36 WIB
Suasana peresmian pondok pesantren An Nahdloh oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama yang dihadiri pula oleh mustaysar KH Said Aqil Siroj dan katib syuriah Habib Lutfi Alatas di Selangor, Malaysia, Minggu (21/5/2023). (ANTARA/HO-PCINU Malaysia)
Kuala Lumpur (ANTARA) - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) meresmikan pondok pesantren An Nahdloh di Malaysia yang merupakan pesantren pertama milik organisasi Islam terbesar di dunia itu di luar negeri.
Ketua PBNU Bidang Keagamaan KH Ahmad Fahrur Rozi di Kuala Lumpur, Senin, mengatakan pondok merupakan sistem pendidikan asli asal Indonesia dan terbukti bisa berdiri di luar negeri.
KH Ahmad Fahrur Rozi yang biasa disapa Gus Fahrur itu menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) serta warga NU di Malaysia, dan rasa syukur atas berdirinya pondok pesantren di atas lahan seluas dua hektare di Kampung Tanjung Sepat Darat, Selangor itu.
Ia mengatakan pondok pesantren tersebut berasal dari warga NU yang mayoritas merupakan anak migran dari Indonesia.
Mereka adalah aset masa depan NU yang harus terus dibesarkan, walaupun jauh dari tanah berdirinya organisasi tersebut, tuturnya.
PBNU meresmikan pondok pesantren An Nahdloh pada Minggu (21/5), bergandengan dengan mustaysar KH Said Aqil Siroj dan katib syuriah Habib Lutfi Alatas.
Menurut Ketua Panitia Peresmian Pondok Pesantren An Nahdloh Nur Alamin, ribuan jamaah hadir dalam peresmian yang dimulai sejak pagi sampai dengan sore.
Setidaknya 15 bus dan ratusan mobil terparkir di sekitar area pondok pesantren saat peresmian. Itu merupakan bukti cintanya warga Indonesia di Malaysia terhadap pondok pesantren NU, kata Ketua PCINU Malaysia Rudi Mahfudz.
Menurut dia, apresiasi yang tinggi juga disampaikan oleh Menteri Besar Selangor Datuk Sri Amirudin bin Shari atas berdirinya pondok pesantren tersebut, dan sempat membincangkan masa depan pondok tersebut.
Pada kesimpulannya, masih banyak pekerjaan rumah dari PCINU Malaysia dan perangkatnya dalam mengelola pondok, ujar dia. Dan itu tugas yang tidak ringan, terlebih dengan banyaknya perbedaan sistem di Malaysia.
“Tapi kami yakin, PCINU tetap berjalan on the track mewujudkan pondok yang dicita-citakan bersama-sama,” ujar dia.
Baca juga: Gus Yahya: Pesantren benteng pertahanan bangsa Indonesia
Baca juga: PBNU paparkan pesan penting negara dan bangsa dalam Halaqoh Fikih
Baca juga: Ketum PBNU imbau pihak pesantren tingkatkan pengawasan pada santri
Ketua PBNU Bidang Keagamaan KH Ahmad Fahrur Rozi di Kuala Lumpur, Senin, mengatakan pondok merupakan sistem pendidikan asli asal Indonesia dan terbukti bisa berdiri di luar negeri.
KH Ahmad Fahrur Rozi yang biasa disapa Gus Fahrur itu menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) serta warga NU di Malaysia, dan rasa syukur atas berdirinya pondok pesantren di atas lahan seluas dua hektare di Kampung Tanjung Sepat Darat, Selangor itu.
Ia mengatakan pondok pesantren tersebut berasal dari warga NU yang mayoritas merupakan anak migran dari Indonesia.
Mereka adalah aset masa depan NU yang harus terus dibesarkan, walaupun jauh dari tanah berdirinya organisasi tersebut, tuturnya.
PBNU meresmikan pondok pesantren An Nahdloh pada Minggu (21/5), bergandengan dengan mustaysar KH Said Aqil Siroj dan katib syuriah Habib Lutfi Alatas.
Menurut Ketua Panitia Peresmian Pondok Pesantren An Nahdloh Nur Alamin, ribuan jamaah hadir dalam peresmian yang dimulai sejak pagi sampai dengan sore.
Setidaknya 15 bus dan ratusan mobil terparkir di sekitar area pondok pesantren saat peresmian. Itu merupakan bukti cintanya warga Indonesia di Malaysia terhadap pondok pesantren NU, kata Ketua PCINU Malaysia Rudi Mahfudz.
Menurut dia, apresiasi yang tinggi juga disampaikan oleh Menteri Besar Selangor Datuk Sri Amirudin bin Shari atas berdirinya pondok pesantren tersebut, dan sempat membincangkan masa depan pondok tersebut.
Pada kesimpulannya, masih banyak pekerjaan rumah dari PCINU Malaysia dan perangkatnya dalam mengelola pondok, ujar dia. Dan itu tugas yang tidak ringan, terlebih dengan banyaknya perbedaan sistem di Malaysia.
“Tapi kami yakin, PCINU tetap berjalan on the track mewujudkan pondok yang dicita-citakan bersama-sama,” ujar dia.
Baca juga: Gus Yahya: Pesantren benteng pertahanan bangsa Indonesia
Baca juga: PBNU paparkan pesan penting negara dan bangsa dalam Halaqoh Fikih
Baca juga: Ketum PBNU imbau pihak pesantren tingkatkan pengawasan pada santri
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023
Tags: