KSAD ajarkan konsep kepemimpinan yang dicintai bawahan melalui buku
22 Mei 2023 14:53 WIB
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman salam sesi dorstop usai Peluncuran dan Bedah Buku KSAD berjudul Gaya Kepemimpinan Strategis dan Green Human Resource Management dalam Membangun Teamwork di UAD Yogyakarta, Senin (22/5/2023) ANTARA/Hery Sidik.
Bantul (ANTARA) - Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman mengajarkan konsep kepemimpinan yang diidolakan dan dicintai bawahan atau anak buahnya dalam sebuah karya bukunya berjudul "Gaya Kepemimpinan Strategis dan Green Human Resource Management dalam Membangun Teamwork".
KSAD seusai Peluncuran dan Bedah Buku tersebut di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Senin, mengatakan, bahwa buku gaya kepemimpinan itu didasari dari konsep yang dibuatnya berdasarkan disertasi doktoral yang diraih pada Program Doktor Ilmu Ekonomi Universitas Trisakti pada tahun 2022.
"Jadi intinya poinnya adalah tentang bagaimana mengajarkan bahwa seorang pemimpin itu diharapkan, diidolakan, dicintai kemudian dikagumi dan diidam-idaman kehadirannya di tengah tengah prajuritnya," katanya.
Baca juga: Anggota DPD berbagi konsep kepemimpinan ala humabetang ke mahasiswa
KSAD mengatakan, dalam buku mengajarkan gaya kepemimpinan yang dicintai adalah erat kaitannya dengan kebaikan kepada setiap manusia, sehingga bahwa seorang pemimpin itu kalau baik kepada anak buahnya, maka anak buahnya juga pasti akan mengikutinya.
"Itulah kepemimpinan, itulah seni, bagaimana membawa orang, saya katakan kalau pemimpin itu berhasil harus mengerti, menguasai tugas pokok serta sasaran yang harus dicapai sehingga setiap kegiatan jelas arahnya, tujuannya dan sesuai dengan tugas pokok," katanya.
Baca juga: KBRI Berlin ajak mahasiswa RI tiru fisolofi Ki Hadjar Dewantara
KSAD juga mengatakan, yang kedua pemimpin harus menguasai, mengerti segala macam keterbatasan dalam satuan termasuk dalam dirinya sendiri, jangan merasa pintar, jangan merasa paling jago, paling sempurna kemudian menyalahkan orang lain karena keterbatasannya.
"Kita pun sama, seorang pemimpin punya keterbatasan, itu yang harus dipahami, sehingga tidak marah marah, tidak menyakiti, tidak sewenang-wenang dan sebagainya," katanya.
Baca juga: Menteri PPPA dan PP Aisyiyah tingkatkan sinergi pemberdayaan perempuan
Jenderal Dudung juga menekankan yang terpenting adalah pemimpin itu harus mengerti dan menguasai unsur-unsur manusia, sebagai bapak, sebagai guru, sebagai komandan sebagai rekan itu yang harus dimainkan, konsepnya adalah kebaikan kepada siapapun.
"Saya yakin siapapun pemimpin di negeri ini mereka berhasil menjabat satu jabatan itu konsepnya karena dia baik dan berbuat baik kepada orang lain. Sekecil apapun kebaikan yang kita lakukan, akan menjadi riak kebaikan yang tidak pernah berujung, tapi sekecil apapun kejelekan yang kita lakukan, ini akan menjadi warisan kejelekan berikutnya," katanya.
Baca juga: Menteri PPPA: Kepemimpinan perempuan jadi isu hangat jelang pemilu
Oleh karena itu, KSAD berharap, mudah mudahan buku dengan konsep kepemimpinan strategis ini memberikan suatu keteduhan di dalam memimpin negara ini, dan akan menjadi pegangan bagi mahasiswa, pelajar dan para pemimpin-pemimpin muda.
"Bahwa ke depan kalau ingin diikuti oleh anak buahnya, ciptakan keharmonisan, keteduhan, kenyamanan, kebahagiaan dan kehadirannya selalu diharapkan dan diidolakan. Mudah-mudahan buku ini bermanfaat bagi semua yang nantinya akan menjadikan pedoman dalam melaksanakan tugas tugas ke depan," katanya.
Baca juga: Pangdam Jaya minta Dansat di lingkungannya tingkatkan kepemimpinan
Baca juga: Lockton Mengumumkan Struktur Kepemimpinan Global Baru untuk Mendukung Pertumbuhan Pesat Global
KSAD seusai Peluncuran dan Bedah Buku tersebut di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Senin, mengatakan, bahwa buku gaya kepemimpinan itu didasari dari konsep yang dibuatnya berdasarkan disertasi doktoral yang diraih pada Program Doktor Ilmu Ekonomi Universitas Trisakti pada tahun 2022.
"Jadi intinya poinnya adalah tentang bagaimana mengajarkan bahwa seorang pemimpin itu diharapkan, diidolakan, dicintai kemudian dikagumi dan diidam-idaman kehadirannya di tengah tengah prajuritnya," katanya.
Baca juga: Anggota DPD berbagi konsep kepemimpinan ala humabetang ke mahasiswa
KSAD mengatakan, dalam buku mengajarkan gaya kepemimpinan yang dicintai adalah erat kaitannya dengan kebaikan kepada setiap manusia, sehingga bahwa seorang pemimpin itu kalau baik kepada anak buahnya, maka anak buahnya juga pasti akan mengikutinya.
"Itulah kepemimpinan, itulah seni, bagaimana membawa orang, saya katakan kalau pemimpin itu berhasil harus mengerti, menguasai tugas pokok serta sasaran yang harus dicapai sehingga setiap kegiatan jelas arahnya, tujuannya dan sesuai dengan tugas pokok," katanya.
Baca juga: KBRI Berlin ajak mahasiswa RI tiru fisolofi Ki Hadjar Dewantara
KSAD juga mengatakan, yang kedua pemimpin harus menguasai, mengerti segala macam keterbatasan dalam satuan termasuk dalam dirinya sendiri, jangan merasa pintar, jangan merasa paling jago, paling sempurna kemudian menyalahkan orang lain karena keterbatasannya.
"Kita pun sama, seorang pemimpin punya keterbatasan, itu yang harus dipahami, sehingga tidak marah marah, tidak menyakiti, tidak sewenang-wenang dan sebagainya," katanya.
Baca juga: Menteri PPPA dan PP Aisyiyah tingkatkan sinergi pemberdayaan perempuan
Jenderal Dudung juga menekankan yang terpenting adalah pemimpin itu harus mengerti dan menguasai unsur-unsur manusia, sebagai bapak, sebagai guru, sebagai komandan sebagai rekan itu yang harus dimainkan, konsepnya adalah kebaikan kepada siapapun.
"Saya yakin siapapun pemimpin di negeri ini mereka berhasil menjabat satu jabatan itu konsepnya karena dia baik dan berbuat baik kepada orang lain. Sekecil apapun kebaikan yang kita lakukan, akan menjadi riak kebaikan yang tidak pernah berujung, tapi sekecil apapun kejelekan yang kita lakukan, ini akan menjadi warisan kejelekan berikutnya," katanya.
Baca juga: Menteri PPPA: Kepemimpinan perempuan jadi isu hangat jelang pemilu
Oleh karena itu, KSAD berharap, mudah mudahan buku dengan konsep kepemimpinan strategis ini memberikan suatu keteduhan di dalam memimpin negara ini, dan akan menjadi pegangan bagi mahasiswa, pelajar dan para pemimpin-pemimpin muda.
"Bahwa ke depan kalau ingin diikuti oleh anak buahnya, ciptakan keharmonisan, keteduhan, kenyamanan, kebahagiaan dan kehadirannya selalu diharapkan dan diidolakan. Mudah-mudahan buku ini bermanfaat bagi semua yang nantinya akan menjadikan pedoman dalam melaksanakan tugas tugas ke depan," katanya.
Baca juga: Pangdam Jaya minta Dansat di lingkungannya tingkatkan kepemimpinan
Baca juga: Lockton Mengumumkan Struktur Kepemimpinan Global Baru untuk Mendukung Pertumbuhan Pesat Global
Pewarta: Hery Sidik
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2023
Tags: