Korut perlu hentikan uji coba rudal, desak Kanselir Jerman Scholz
21 Mei 2023 20:04 WIB
Arsip - Kanselir Jerman Olaf Scholz pada acara pembukaan Paviliun Indonesia di Hannover Messe 2023 yang diselenggarakan di Hall 2 Hannover Fairground, Hannover, Jerman, pada Senin, (17/4/2023). ANTARA/HO-Sekretariat Presiden-Muchlis Jr/pri. (ANTARA/HO-Sekretariat Presiden-Laily Rachev)
Seoul (ANTARA) - Kanselir Jerman Olaf Scholz pada Minggu mendesak Korea Utara untuk menghentikan uji coba rudal balistik, setelah dia mengunjungi kawasan perbatasan antara Korea Utara dan Korea Selatan.
Scholz mengunjungi Zona Demiliterisasi Korea (DMZ) bersama Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol menjelang pertemuan bilateral kedua negara tersebut di Seoul.
Scholz yang melakukan lawatan ke Korea Selatan setelah menghadiri KTT Kelompok Tujuh (G7) di Hiroshima, Jepang, menyebut uji coba rudal yang dilakukan Korea Utara adalah sebuah tanda bahwa situasi di semenanjung Korea masih membahayakan.
Baca juga: AS tekankan "denuklirisasi" Semenanjung Korea
"Ini merupakan ancaman bagi perdamaian dan keamanan di kawasan ini," kata Scholz di pangkalan militer setelah kunjungannya ke DMZ.
Dia mengatakan bahwa sejarah Jerman sebagai bangsa yang terpecah kini telah teratasi. Sayangnya, perpecahan nyatanya masih ada di semenanjung Korea.
Scholz dan Yoon meninggalkan Jepang pada Minggu setelah menghadiri KTT G7.
Baca juga: Rusia, China salahkan AS atas ketegangan di Semenanjung Korea
G7 adalah organisasi tujuh negara terbesar dengan ekonomi maju di dunia, yang beranggotakan Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Prancis, Italia, Jepang, Kanada, ditambah Uni Eropa. Sementara itu, Korea Selatan diundang dalam kapasitas sebagai pengamat.
Pada KTT tersebut, para pemimpin G7 mengindikasikan bahwa mereka akan terus mendukung Ukraina.
Komunike G7 menekankan langkah-langkah untuk mengurangi risiko keterlibatan ekonomi dengan China, yang merupakan kekuatan ekonomi terbesar kedua dunia.
Sumber: Reuters
Baca juga: Korut tembakkan sejumlah rudal respon latihan gabungan Korsel-AS
Baca juga: AS harus bersiap untuk kemungkinan kerahkan aset nuklir ke Korsel
Scholz mengunjungi Zona Demiliterisasi Korea (DMZ) bersama Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol menjelang pertemuan bilateral kedua negara tersebut di Seoul.
Scholz yang melakukan lawatan ke Korea Selatan setelah menghadiri KTT Kelompok Tujuh (G7) di Hiroshima, Jepang, menyebut uji coba rudal yang dilakukan Korea Utara adalah sebuah tanda bahwa situasi di semenanjung Korea masih membahayakan.
Baca juga: AS tekankan "denuklirisasi" Semenanjung Korea
"Ini merupakan ancaman bagi perdamaian dan keamanan di kawasan ini," kata Scholz di pangkalan militer setelah kunjungannya ke DMZ.
Dia mengatakan bahwa sejarah Jerman sebagai bangsa yang terpecah kini telah teratasi. Sayangnya, perpecahan nyatanya masih ada di semenanjung Korea.
Scholz dan Yoon meninggalkan Jepang pada Minggu setelah menghadiri KTT G7.
Baca juga: Rusia, China salahkan AS atas ketegangan di Semenanjung Korea
G7 adalah organisasi tujuh negara terbesar dengan ekonomi maju di dunia, yang beranggotakan Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Prancis, Italia, Jepang, Kanada, ditambah Uni Eropa. Sementara itu, Korea Selatan diundang dalam kapasitas sebagai pengamat.
Pada KTT tersebut, para pemimpin G7 mengindikasikan bahwa mereka akan terus mendukung Ukraina.
Komunike G7 menekankan langkah-langkah untuk mengurangi risiko keterlibatan ekonomi dengan China, yang merupakan kekuatan ekonomi terbesar kedua dunia.
Sumber: Reuters
Baca juga: Korut tembakkan sejumlah rudal respon latihan gabungan Korsel-AS
Baca juga: AS harus bersiap untuk kemungkinan kerahkan aset nuklir ke Korsel
Penerjemah: Shofi Ayudiana
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023
Tags: