Tenis
Juara di Roma, Rybakina kini incar gelar Grand Slam di Roland Garros
21 Mei 2023 11:45 WIB
Petenis Kazakhstan Elena Rybakina melakukan selebrasi setelah memenangi laga final Italian Open melawan petenis Ukraina Anhelina Kalinina yang mundur karena cedera di Foro Italico, Roma, Italia, Sabtu (20/5/2023). ANTARA/AFP/Filippo Monteforte/am.
Jakarta (ANTARA) - Elena Rybakina memenangi Italian Open pada Sabtu dan segera mengalihkan fokusnya ke Roland Garros untuk mengejar gelar Grand Slam kedua dalam kariernya.
Petenis putri Kazakhstan itu membawa pulang titel WTA 1000 keduanya pada musim ini di Foro Italico ketika lawannya asal Ukraina Anhelina Kalinina mengakhiri pertandingan final lebih dini karena cedera paha yang ia derita sepanjang pekan ini.
Rybakina memeluk kawan sekaligus rivalnya itu di depan net ketika Kalinina menjelaskan bagaimana masalah fisiknya pada akhirnya membuatnya menyerah.
Rybakina, yang merupakan peringkat enam dunia sekaligus juara bertahan di Wimbledon, sedang memimpin 6-4, 1-0 ketika Kalinina mengundurkan diri tak lama selepas tengah malam menyusul final yang ditunda karena hujan pada malam itu.
Rybakina menjadi petenis putri pertama yang memegang dua gelar WTA 1000 pada musim ini, menyusul kemenangannya di lapangan keras Indian Wells pada Maret.
Dia juga merupakan runner-up Australian Open dan di Miami, dan sekarang mengincar gelar di French Open yang dimulai Senin pekan depan.
"Semoga saya bisa melangkah jauh di French Open. Saya punya kenangan baik bermain di sana," kata Rybakina dikutip AFP.
"Karena sekarang saya telah menjalani laga lapangan tanah liat lebih banyak, maka itu akan lebih mudah dan memberi kepercayaan diri yang lebih pastinya. Menjadi bugar selalu penting, siap secara fisik, kemudian semoga saya bisa melangkah jauh di sana," katanya.
Saat merayakan kemenangan di Roma, Rybakina juga berharap Kalinina lekas pulih dari cedera.
"Dia bermain sangat baik, saya harap dia fit untuk Roland Garros," kata Rybakina.
Pertandingan selama 68 menit Sabtu malam itu baru mulai pukul 11 malam waktu setempat karena tertunda hujan.
Rybakina, yang akan naik ke peringkat empat dunia jelang Roland Garros, menjadi petenis putri ketiga yang mencapai final di Australia Open, Indian Wells, Miami dan Roma pada musim yang sama.
Ia mengikuti prestasi Monica Seles pada 1991 dan Maria Sharapova pada 2012.
Rybakina yang kelahiran Rusia sekarang telah memenangi 28 pertandingan pada musim ini, terpaut satu laga dari peringkat dua dunia sekaligus juara Australia Open Aryna Sabalenka yang menang 29 laga.
"Saya rasa kami menjalankan tugas dengan baik dengan tim. Saya bisa melihat peningkatan di lapangan, secara fisik juga. Saya rasa kami berada dalam jalur yang tepat,"
Meski puas dengan penampilannya, Rybakina merasa masih ada ruang untuk perbaikan.
"Semoga saya bisa terus seperti ini hingga akhir musim," kata dia.
Menyusul kekalahannya, Kalinina (26) mengungkapkan ahli fisioterapinya harus menjaga sang petenis tetap fit untuk berkompetisi hingga akhir di Roma.
"Saya mencoba yang terbaik tapi saya tidak bisa bermain," kata Kalinina, yang kemudian meminta maaf kepada para penonton dan penggemarnya.
Petenis putri Kazakhstan itu membawa pulang titel WTA 1000 keduanya pada musim ini di Foro Italico ketika lawannya asal Ukraina Anhelina Kalinina mengakhiri pertandingan final lebih dini karena cedera paha yang ia derita sepanjang pekan ini.
Rybakina memeluk kawan sekaligus rivalnya itu di depan net ketika Kalinina menjelaskan bagaimana masalah fisiknya pada akhirnya membuatnya menyerah.
Rybakina, yang merupakan peringkat enam dunia sekaligus juara bertahan di Wimbledon, sedang memimpin 6-4, 1-0 ketika Kalinina mengundurkan diri tak lama selepas tengah malam menyusul final yang ditunda karena hujan pada malam itu.
Rybakina menjadi petenis putri pertama yang memegang dua gelar WTA 1000 pada musim ini, menyusul kemenangannya di lapangan keras Indian Wells pada Maret.
Dia juga merupakan runner-up Australian Open dan di Miami, dan sekarang mengincar gelar di French Open yang dimulai Senin pekan depan.
"Semoga saya bisa melangkah jauh di French Open. Saya punya kenangan baik bermain di sana," kata Rybakina dikutip AFP.
"Karena sekarang saya telah menjalani laga lapangan tanah liat lebih banyak, maka itu akan lebih mudah dan memberi kepercayaan diri yang lebih pastinya. Menjadi bugar selalu penting, siap secara fisik, kemudian semoga saya bisa melangkah jauh di sana," katanya.
Saat merayakan kemenangan di Roma, Rybakina juga berharap Kalinina lekas pulih dari cedera.
"Dia bermain sangat baik, saya harap dia fit untuk Roland Garros," kata Rybakina.
Pertandingan selama 68 menit Sabtu malam itu baru mulai pukul 11 malam waktu setempat karena tertunda hujan.
Rybakina, yang akan naik ke peringkat empat dunia jelang Roland Garros, menjadi petenis putri ketiga yang mencapai final di Australia Open, Indian Wells, Miami dan Roma pada musim yang sama.
Ia mengikuti prestasi Monica Seles pada 1991 dan Maria Sharapova pada 2012.
Rybakina yang kelahiran Rusia sekarang telah memenangi 28 pertandingan pada musim ini, terpaut satu laga dari peringkat dua dunia sekaligus juara Australia Open Aryna Sabalenka yang menang 29 laga.
"Saya rasa kami menjalankan tugas dengan baik dengan tim. Saya bisa melihat peningkatan di lapangan, secara fisik juga. Saya rasa kami berada dalam jalur yang tepat,"
Meski puas dengan penampilannya, Rybakina merasa masih ada ruang untuk perbaikan.
"Semoga saya bisa terus seperti ini hingga akhir musim," kata dia.
Menyusul kekalahannya, Kalinina (26) mengungkapkan ahli fisioterapinya harus menjaga sang petenis tetap fit untuk berkompetisi hingga akhir di Roma.
"Saya mencoba yang terbaik tapi saya tidak bisa bermain," kata Kalinina, yang kemudian meminta maaf kepada para penonton dan penggemarnya.
Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Roy Rosa Bachtiar
Copyright © ANTARA 2023
Tags: