PM Jordania berencana mengundurkan diri
24 Januari 2013 10:02 WIB
Perdana Menteri Yordania Abdullah Ensour (ketiga kiri) menunjukkan jarinya dengan noda tinta usai memberikan suara di tempat pemungutan suara (TPS)di Al Salt, Rabu (23/1). (REUTERS/Muhammad Hammad)
Amman (ANTARA News) - Perdana Menteri Jordania Abdullah Ensour Rabu mengatakan ia akan mengundurkan diri setelah pemilihan parlemen usai.
Rakyat Jordania mulai memberikan suara mereka pada Rabu pagi untuk memilih majelis rendah parlemen ke-17.
Dalam konferensi pers Rabu, perdana menteri mengatakan ia akan mengajukan pengunduran dirinya kepada Raja Abdullah II segera setelah jajak pendapat selesai.
Pada pukul 11.30 waktu setempat Rabu, lebih dari 295.000 warga telah memberikan suara mereka, kata Ketua Komisi Independen Pemilu Abul Ilah Khatib.
Dia menambahkan bahwa proses pemungutan suara berjalan lancar.
Juru Bicara Departemen Keamanan Umum Mohammad Khatib mengatakan bahwa tidak ada insiden telah tercatat sejauh ini, kata kantor berita yang dikelola negara, Petra.
Oposisi terbesar Yordania partai Front Aksi Islam, telah memutuskan untuk memboikot pemilu, menuntut pelaksanaan konstitusi secara ketat dan perubahan UU Pemilu.
Ensour mengatakan bahwa pemungutan suara adalah kewajiban, dan memboikot pemilu tidak demokratis.
Sekitar 2,3 juta dari tiga juta warga Yordania yang berhak pilih tercatat memberikan suara.
(AK)
Rakyat Jordania mulai memberikan suara mereka pada Rabu pagi untuk memilih majelis rendah parlemen ke-17.
Dalam konferensi pers Rabu, perdana menteri mengatakan ia akan mengajukan pengunduran dirinya kepada Raja Abdullah II segera setelah jajak pendapat selesai.
Pada pukul 11.30 waktu setempat Rabu, lebih dari 295.000 warga telah memberikan suara mereka, kata Ketua Komisi Independen Pemilu Abul Ilah Khatib.
Dia menambahkan bahwa proses pemungutan suara berjalan lancar.
Juru Bicara Departemen Keamanan Umum Mohammad Khatib mengatakan bahwa tidak ada insiden telah tercatat sejauh ini, kata kantor berita yang dikelola negara, Petra.
Oposisi terbesar Yordania partai Front Aksi Islam, telah memutuskan untuk memboikot pemilu, menuntut pelaksanaan konstitusi secara ketat dan perubahan UU Pemilu.
Ensour mengatakan bahwa pemungutan suara adalah kewajiban, dan memboikot pemilu tidak demokratis.
Sekitar 2,3 juta dari tiga juta warga Yordania yang berhak pilih tercatat memberikan suara.
(AK)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013
Tags: