Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) mengajak generasi muda untuk turut berperan aktif dalam program mitigasi bencana.

"Generasi muda dapat menjadi agen perubahan, dan berperan aktif dalam program mitigasi bencana," kata Deputi Bidang Koordinasi Pemerataan Pembangunan Wilayah dan Penanggulangan Bencana Kemenko PMK Letjen TNI (Purn) Sudirman di Jakarta, Jumat.

Sudirman menambahkan, Kemenko PMK mendorong generasi muda yang tergabung dalam organisasi kepemudaan, khususnya yang tergabung dalam Gerakan Pramuka untuk terlibat dalam program mitigasi dan penanggulangan bencana.

Baca juga: Menko PMK tekankan pentingnya edukasi terkait mitigasi bencana

"Hal ini sejalan dengan misi Gerakan Pramuka, yakni mengarahkan dan menjadikan kaum muda sebagai pelopor perubahan yang lebih inovatif dan relevan sesuai dengan marwah Gerakan Pramuka yang berkarakter berkebangsaan dan memiliki kecakapan," katanya.

Sudirman mengatakan, program mitigasi dan penanggulangan bencana memerlukan strategi dan kebijakan yang melibatkan banyak pihak, termasuk kalangan pemuda.

"Berbagai kebijakan telah dikeluarkan sebagai upaya mitigasi dan penanggulangan bencana, kendati demikian dalam pelaksanaannya membutuhkan adanya penguatan sinergi berbagai pihak," katanya.

Baca juga: Kemenko PMK: Sistem peringatan dini harus jadi prioritas

Penyelenggaraan program mitigasi dan penanggulangan bencana, kata dia, merupakan urusan bersama yang saat ini diterjemahkan sebagai kolaborasi pentahelix yang terdiri dari pemerintah, dunia usaha, akademisi, masyarakat, dan media massa.

Oleh karena itu, kata dia, Kemenko PMK berharap peran pemuda bisa terus diperkuat untuk mendukung program mitigasi dan penanggulangan bencana, khususnya di daerah-daerah rawan bencana.

"Gerakan Pramuka diharapkan dapat menjadi wadah pembinaan generasi muda dalam upaya-upaya yang dapat disalurkan melalui pembekalan pengetahuan, peningkatan keterampilan, serta penguatan jiwa kerelawanan, dan kompetensi kesiapsiagaan bencana para pembina Pramuka," katanya.

Baca juga: Akademisi tekankan pentingnya pencegahan bencana jangka panjang

Sementara itu, akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Dr Indra Permanajati mengatakan, konsep pentahelix atau kolaborasi yang melibatkan berbagai pihak menjadi kunci utama dalam upaya mitigasi dan penanganan bencana.

"Konsep pentahelix atau kolaborasi yang melibatkan berbagai unsur yakni pemerintah, media massa, akademisi, komunitas, dan dunia usaha merupakan formulasi yang tepat," kata Indra Permanajati.