Pemerintah terus tingkatkan pemanfaatan energi surya
19 Mei 2023 21:33 WIB
Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Kementerian ESDM Andriah Feby Misna saat memberi sambutan dalam peresmian pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap di Gandaria City Mall, Jakarta, Jumat (19/5/2023). ANTARA/Benardy Ferdiansyah
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan pemanfaatan energi surya sebagai salah satu sumber energi terbarukan yang potensinya sangat melimpah di Indonesia.
"Salah satu sumber energi terbarukan yang potensinya sangat melimpah di Indonesia adalah energi surya, kita berada di negara tropis, kita mendapatkan cahaya sinar matahari," ucap Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Andriah Feby Misna saat memberi sambutan dalam peresmian pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap di Gandaria City Mall, Jakarta, Jumat.
Ia mengungkapkan bahwa potensi energi surya di Indonesia mencapai 3.295 gigawatt (GW). Sementara yang baru termanfaatkan saat ini di kisaran 272 megawatt (MW).
Oleh karena, ia mengatakan berbagai program terus didorong oleh pemerintah untuk bisa memanfaatkan energi surya, baik itu melalui program PLTS skala besar, PLTS terapung maupun juga PLTS atap.
PLTS atap, kata Andriah, merupakan salah satu program yang didorong oleh pemerintah untuk bisa mengisi gap atau jarak pencapaian target bauran energi baru terbarukan.
Ia menjelaskan bauran energi baru terbarukan di dalam kebijakan energi nasional ditargetkan 23 persen pada 2025. Sementara pada 2022, pemanfaatan energi baru terbarukan dalam bauran energi nasional baru sekitar 12,3 persen.
"Kita sama-sama ketahui lahan jadi salah satu isu dalam pemanfaatan PLTS sehingga dengan memanfaatkan atap gedung maka ini diharapkan ini menjadi salah satu solusi untuk ketersediaan lahan yang sangat terbatas," ujar dia.
Selain itu, Andriah juga mengatakan bahwa PLTS atap juga bisa melibatkan komunitas untuk bisa ikut berkontribusi dalam upaya transisi energi seperti.
"Saat ini harganya juga sudah semakin turun kalau kita bandingkan harga PLTS 10 tahun yang lalu," ucap Andriah.
Kementerian ESDM mengidentifikasi potensi PLTS atap secara nasional mencapai 32,5 GW dari pelanggan golongan rumah tangga, industri, bisnis, sosial maupun pemerintah.
Adapun, kata Andriah, pemanfaatan PLTS atap pelanggan PLN secara nasional per April 2023 mencapai 92,92 MW berasal dari kurang lebih 7.000 pelanggan terdiri dari pelanggan rumah tangga, industri, bisnis, sosial maupun pemerintah.
"Untuk kapasitas yang terbesar ini berada di sektor industri kurang lebih 47 persen dari kapasitas terpasang 92,92 MW, 47 persennya itu berasal dari sektor industri. Sedangkan total kapasitas PLTS atap sektor bisnis atau komersial saat ini baru mencapai 16 persen dari total kapasitas PLTS atap nasional," kata Andriah.
Ia mengatakan cukup banyak faktor yang semakin memudahkan masyarakat untuk memanfaatkan PLTS atap, di antaranya perkembangan teknologi, tersedianya beragam alternatif skema pembiayaan serta fleksibilitas kapasitas PLTS atap sesuai dengan kebutuhan pengguna.
"Dari sisi pemerintah kami mendorong perubahan di sisi regulasi pada Peraturan Menteri ESDM Nomor 26 Tahun 2021 agar masyarakat untuk terdorong untuk bisa berpartisipasi dalam program PLTS atap ini," tuturnya.
Adapun permen tersebut mengatur tentang PLTS atap yang terhubung pada jaringan tenaga listrik pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan umum.
Dalam kesempatan itu, Andriah turut meresmikan terpasangnya PLTS atap di Gandaria City Mall berkapasitas 544,45 kilowatt peak (kWp).
Sebelumnya, PT Pakuwon Jati TBK (PWON) selaku pengelola Gandaria City Mall menggandeng PT Agra Surya Energy yang merupakan pengembang dan penyedia energi terbarukan, khususnya di bidang PLTS memasang PLTS atap di Gandaria City Mall tersebut.
"Kami mengucapkan selamat dan terima kasih kepada Pakuwon Group yang telah ikut berkontribusi aktif dalam upaya mewujudkan transisi energi di Indonesia dan harapan kami ini bisa menjadi contoh untuk properti-properti lainnya," ucapnya.
Baca juga: Pengamat sebut seharusnya tak ada pembatasan PLTS atap bagi masyarakat
Baca juga: Ketua APPBI ungkap kendala pemasangan panel surya di mal di Jakarta
"Salah satu sumber energi terbarukan yang potensinya sangat melimpah di Indonesia adalah energi surya, kita berada di negara tropis, kita mendapatkan cahaya sinar matahari," ucap Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Andriah Feby Misna saat memberi sambutan dalam peresmian pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap di Gandaria City Mall, Jakarta, Jumat.
Ia mengungkapkan bahwa potensi energi surya di Indonesia mencapai 3.295 gigawatt (GW). Sementara yang baru termanfaatkan saat ini di kisaran 272 megawatt (MW).
Oleh karena, ia mengatakan berbagai program terus didorong oleh pemerintah untuk bisa memanfaatkan energi surya, baik itu melalui program PLTS skala besar, PLTS terapung maupun juga PLTS atap.
PLTS atap, kata Andriah, merupakan salah satu program yang didorong oleh pemerintah untuk bisa mengisi gap atau jarak pencapaian target bauran energi baru terbarukan.
Ia menjelaskan bauran energi baru terbarukan di dalam kebijakan energi nasional ditargetkan 23 persen pada 2025. Sementara pada 2022, pemanfaatan energi baru terbarukan dalam bauran energi nasional baru sekitar 12,3 persen.
"Kita sama-sama ketahui lahan jadi salah satu isu dalam pemanfaatan PLTS sehingga dengan memanfaatkan atap gedung maka ini diharapkan ini menjadi salah satu solusi untuk ketersediaan lahan yang sangat terbatas," ujar dia.
Selain itu, Andriah juga mengatakan bahwa PLTS atap juga bisa melibatkan komunitas untuk bisa ikut berkontribusi dalam upaya transisi energi seperti.
"Saat ini harganya juga sudah semakin turun kalau kita bandingkan harga PLTS 10 tahun yang lalu," ucap Andriah.
Kementerian ESDM mengidentifikasi potensi PLTS atap secara nasional mencapai 32,5 GW dari pelanggan golongan rumah tangga, industri, bisnis, sosial maupun pemerintah.
Adapun, kata Andriah, pemanfaatan PLTS atap pelanggan PLN secara nasional per April 2023 mencapai 92,92 MW berasal dari kurang lebih 7.000 pelanggan terdiri dari pelanggan rumah tangga, industri, bisnis, sosial maupun pemerintah.
"Untuk kapasitas yang terbesar ini berada di sektor industri kurang lebih 47 persen dari kapasitas terpasang 92,92 MW, 47 persennya itu berasal dari sektor industri. Sedangkan total kapasitas PLTS atap sektor bisnis atau komersial saat ini baru mencapai 16 persen dari total kapasitas PLTS atap nasional," kata Andriah.
Ia mengatakan cukup banyak faktor yang semakin memudahkan masyarakat untuk memanfaatkan PLTS atap, di antaranya perkembangan teknologi, tersedianya beragam alternatif skema pembiayaan serta fleksibilitas kapasitas PLTS atap sesuai dengan kebutuhan pengguna.
"Dari sisi pemerintah kami mendorong perubahan di sisi regulasi pada Peraturan Menteri ESDM Nomor 26 Tahun 2021 agar masyarakat untuk terdorong untuk bisa berpartisipasi dalam program PLTS atap ini," tuturnya.
Adapun permen tersebut mengatur tentang PLTS atap yang terhubung pada jaringan tenaga listrik pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan umum.
Dalam kesempatan itu, Andriah turut meresmikan terpasangnya PLTS atap di Gandaria City Mall berkapasitas 544,45 kilowatt peak (kWp).
Sebelumnya, PT Pakuwon Jati TBK (PWON) selaku pengelola Gandaria City Mall menggandeng PT Agra Surya Energy yang merupakan pengembang dan penyedia energi terbarukan, khususnya di bidang PLTS memasang PLTS atap di Gandaria City Mall tersebut.
"Kami mengucapkan selamat dan terima kasih kepada Pakuwon Group yang telah ikut berkontribusi aktif dalam upaya mewujudkan transisi energi di Indonesia dan harapan kami ini bisa menjadi contoh untuk properti-properti lainnya," ucapnya.
Baca juga: Pengamat sebut seharusnya tak ada pembatasan PLTS atap bagi masyarakat
Baca juga: Ketua APPBI ungkap kendala pemasangan panel surya di mal di Jakarta
Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2023
Tags: